
Ia menuturkan jika hingga saat ini sudah 8-10 korban yang meninggal dialokasi tersebut. "Saat ini sudah sekira 8-10 korban saat arung jeram, yang meninggal baru dua orang, terakhir ini adalah salah dokter," tuturnya.
Lanjutnya, tim pecinta alam Unima ini meninggalkan alat mereka di kediaman mereka. "Saya bilang kepada mereka kalau arung jeram ditinggalkan saja, kalau mau arung jeram tinggal kabari. Kalau kejadian waktu itu, mahasiswi Unima yang tewas dan butuh waktu lama saat diefakuasi," ujarnya.
Sementara Dan Sondey pemilik arung jeram di Desa Sawangan mengatakan, kejadian terakhir yang memakan korban tewas adalah dokter Cherry Kalangi. "Sebelumnya pada 2011 juga pernah ada mahasiswa dari unima yang tenggelam mereka bawa alat arung jeram sendiri," ungkap Sondey.
Sementara itu, Hukum Tua Sawangan Stendry Wangke berharap, masyarakat jangan takut atas kejadian ini. "Ini karena kelalaian dari pemilik arung jeram yang seharusnya sudah tidak bisa melayani olahraga arung jeram karena sudah lewat jam," ungkapnya.
Lanjutnya, untuk sementara lokasi arung jeram ditutup. "Saat ini masih tutup karena adanya kejadian ini, tapi kedepannya tetap akan dibuka," tutupnya. (Tommy)
0 komentar:
Post a Comment