BITUNG,Elnusanews - Pasca diguyur hujan deras delapan jam
lamanya sejak Minggu dini hari, Kota Bitung dilanda banjir bandang dan
tanah longsor. Menurut data terakhir Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Sulut, bencana banjir bandang telah menghantam empat kecamatan
yaitu tujuh kelurahan di Kec Aertembaga; dua kelurahan di Kec Maesa; dua
kelurahan di Kec Lembeh Utara; dan empat kelurahan di Lembeh Selatan.
Banjir bandang menghancurkan 1132 rumah dan longsor sebanyak 30 rumah,
sementara 4622 jiwa kini mengungsi. Tidak ada korban jiwa dalam
peristiwa ini hanya dua korban luka berat dan kini tengah ditangani di
rumah sakit terdekat.
Menko PMK, yang semula direncanakan kembali ke Jakarta pagi
ini, begitu mendengar kabar terjadinya banjir bandang di Kota Bitung,
memutuskan untuk menunda kepulangan dan menambah agenda kegiatannya.
Peninjauan langsung ke lokasi korban banjir bandang dan longsor di Kota
Bitung, Sulut itu akan dimulai pada Senin pagi. Berangkat dari Kota
Manado menuju Bitung, Menko PMK didampingi oleh Gubernur Sulut, Olly
Dondokambey dan jajarannya.
Saat peninjauan langsung di lokasi banjir bandang dan tanah
longsor itu, tepatnya berlokasi di SD Katolik Santo Andreas, Kel
Tandurusa Kec Aertembaga, Kota Bitung, Menko PMK disambut oleh Walikota
Bitung, Max J Lomban. Menko PMK lalu menyerahkan bantuan antara lain
kasur (500), selimut (1000 L), alkon (10 unit), genset (10 unit), tong
air (10), karung (1000 L), tikar (100), cangkul (15), sekop pasir (15),
beras dan ikan kaleng (1 ton), dan dana segar untuk BPBD (Rp200 juta)
Walikota Bitung dalam laporannya menyampaikan bahwa korban
hilang sebenarnya bukan karena korban banjir bandang tetapi karena
melaut dan belum juga pulang hingga kini. Tim SAR juga tengah melakukan
pencarian.”Korban banjir bandang hanya dua yang luka berat dan sedang
kami tangani,” kata Max lagi.
Menko PMK juga mengawali tinjauannya dengan berinteraksi
kepada korban yang sedang mengungsi.
“Saya hadir di sini mewakili
pemerintah untuk memberikan bantuan. Mungkin jumlahnya belum seperti
yang diharapkan tetapi inilah bentuk simpati kami kepada masyarakat yang
sedang terkena musibah. Jangan kembali ke rumah dulu karena situasi
masih belum aman. Bantuan alat berat akan segera dikerahkan, kebutuhan
makan juga akan dipastikan tercukupi,” tandas Menko PMK.
''Sekolah memang
diliburkan tetapi proses belajar mengajar harus terus berlangsung,
berhenti sementara saja. Yang penting keamanan diri dan keluarga dulu
demi untuk menghindari kalau sewaktu-waktu ada banjir susulan,” tutup
Menko PMK Puan Maharan.
(ROKER)
0 komentar:
Post a Comment