TOMOHON,ELNUSANEWS - Terkait Semburan uap air panas bumi di lokasi objek vital nasional lahan dan sarana kluster 24 yang dikelola oleh PT. Pertamina Geothermal Energi area Lahendong tepatnya di Kelurahan Tondangow Kota Tomohon.
Dari hasil pengamatan dilapangan oleh awak media dan Karo SDA Setdaprov Sulut, DR Frangky Manumpil, Selasa (5/1) siang tadi dari informasi yang disampaikan oleh divisi humas PT. PGE Area Lahendong, Dimas Wibisono membeberkan bahwa semburan uap air panas bumi perlu dicermati munculnya sumber uap panas air ini kita dapat argumentasi dari awal, ada dua penyebab yakni penyebab alami atau penyebab operasional PT.PGE.
"Untuk meyakinkan semuanya kami telah mengoperasikan rig, kita geser Rig dari LHD 25 ke LHD 24. fungsinya adalah untuk investigasi sumur LHD 24 karena lokasi yang terdekat dengan munculnya gas uap air panas bumi sumur LHD 24," ungkapnya.
Kata dia lagi sampai saat ini Berdasarkan analisis batuan bawah permukaan yang berasal dari sebagian besar sumur-sumur pemboran panas bumi di Lahendong oleh ahli-ahli geologi Universitas Gadjah Mada jauh sebelum semburan uap terjadi diketahui bahwa batuan reservoar sistem panas bumi Lahendong berupa batuan produk gunung api masa lampau yang bersifat solid.
Berdasarkan pemantauan kadar gas-gas di lokasi semburan oleh PT. PGE hingga saat keterangan ini diturunkan tidak ditemukan gas-gas berbahaya baik dari segi jenis dan kadarnya.
Lanjutnya saat ini kita bisa saksikan bersama semburan uap air panas bumi sudah menurun, mayoritas sudah stabil tidak seperti pada awal karena uap air panas bumi mencari celah untuk keluar.
"Sampai saat sudah mencapai 14 titik uap air panas bumi yang kecil-kecil yang keluar," ujarnya.
Selain itu kata dia sampai saat ini sesuai keputusan pihak Pertamina akan melakukan penutupan sumur LHD 24 area Lahendong karena masih dalam proses investigasi penyebab terjadinya semburan uap air panas bumi tersebut.
(ROKER)
Dari hasil pengamatan dilapangan oleh awak media dan Karo SDA Setdaprov Sulut, DR Frangky Manumpil, Selasa (5/1) siang tadi dari informasi yang disampaikan oleh divisi humas PT. PGE Area Lahendong, Dimas Wibisono membeberkan bahwa semburan uap air panas bumi perlu dicermati munculnya sumber uap panas air ini kita dapat argumentasi dari awal, ada dua penyebab yakni penyebab alami atau penyebab operasional PT.PGE.
"Untuk meyakinkan semuanya kami telah mengoperasikan rig, kita geser Rig dari LHD 25 ke LHD 24. fungsinya adalah untuk investigasi sumur LHD 24 karena lokasi yang terdekat dengan munculnya gas uap air panas bumi sumur LHD 24," ungkapnya.
Kata dia lagi sampai saat ini Berdasarkan analisis batuan bawah permukaan yang berasal dari sebagian besar sumur-sumur pemboran panas bumi di Lahendong oleh ahli-ahli geologi Universitas Gadjah Mada jauh sebelum semburan uap terjadi diketahui bahwa batuan reservoar sistem panas bumi Lahendong berupa batuan produk gunung api masa lampau yang bersifat solid.
Berdasarkan pemantauan kadar gas-gas di lokasi semburan oleh PT. PGE hingga saat keterangan ini diturunkan tidak ditemukan gas-gas berbahaya baik dari segi jenis dan kadarnya.
Lanjutnya saat ini kita bisa saksikan bersama semburan uap air panas bumi sudah menurun, mayoritas sudah stabil tidak seperti pada awal karena uap air panas bumi mencari celah untuk keluar.
"Sampai saat sudah mencapai 14 titik uap air panas bumi yang kecil-kecil yang keluar," ujarnya.
Selain itu kata dia sampai saat ini sesuai keputusan pihak Pertamina akan melakukan penutupan sumur LHD 24 area Lahendong karena masih dalam proses investigasi penyebab terjadinya semburan uap air panas bumi tersebut.
(ROKER)
0 komentar:
Post a Comment