Ratahan, Elnusanews — Suhu politik pertambangan emas tanpa izin (PETI) di Ratatotok, Minahasa Tenggara (Mitra), makin panas. Aktivis GAMKI sekaligus Ketua LAKRI Mitra, Deddy Rundengan melancarkan kritik keras kepada Ketua LSM Garda Timur Indonesia (GTI) Fikri Alkatiri, yang menuding Inal Supit sebagai aktor utama PETI di Ratatotok.
“Pernyataan itu ngawur, tidak berdasar dan cenderung menyesatkan,” tegas Deddy Rundengan kepada media, Senin (15/9/2025).
Ia menyebut tudingan Fikri Alkatiri terhadap Inal Supit, warga asli Ratatotok adalah fitnah yang merugikan nama baik masyarakat lokal.
Menurut Deddy, sejak masa kolonial Belanda Ratatotok sudah dikenal sebagai kawasan pertambangan emas.
“Penambangan ini bukan fenomena baru. Semua penambang adalah masyarakat lokal yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini. Tidak ada aktor besar seperti yang dituduhkan,” ujarnya.
Ia menuding pihak-pihak di luar Mitra khususnya Ratatotok, asal bicara tanpa memahami kondisi lapangan. “Asal bunyi. Tidak tahu keberadaannya dari mana, bukan warga Mitra, lalu seenaknya menuding masyarakat kami. Itu menyesatkan publik,” kata Deddy dengan nada keras.
Deddy Rundengan menegaskan Ratatotok justru digerakkan oleh sektor tambang rakyat yang menopang ekonomi lokal. “Tidak ada pemain besar atau aktor utama. Semua murni masyarakat lokal. Jangan bawa-bawa nama orang untuk kepentingan tertentu,” bentaknya.
Aktivis muda ini juga mendesak aparat penegak hukum agar bijak menyikapi isu PETI. “Kalau ada pelanggaran hukum, silakan proses sesuai aturan. Tapi jangan mengkambinghitamkan masyarakat lokal apalagi membuat stigma negatif kepada tokoh-tokoh asli daerah,” tutupnya. (***)
0 komentar:
Post a Comment