BITUNG, Elnusanews - Kasus dugaan korupsi Perjalanan Dinas (perjadin) di tubuh DPRD Kota Bitung memasuki babak baru.
Kali ini, kritik tajam datang dari sesama aktivis gerakan rakyat. Muzakir Polo Boven, aktivis dari kelompok Daratan Lembeh Bersatu, menyindir keras rekan-rekan aktivis yang diduga mencoba melakukan negosiasi dengan anggota dewan terkait kasus tersebut.
Dalam peryataan tegasnya, Polo menyayangkan sikap segelintir aktivis yang menurutnya, mencederai semangat perjuangan rakyat dalam mengawal akuntabilitas publik.
“Ketika ramai-ramainya rakyat turun ke jalan demo tentang perjadin, ada beberapa aktivis yang coba bertemu dengan beberapa anggota DPRD yang diduga kuat terlibat,”ujar Polo, ketika bersua dengan awak media di bilangan Kantor Walikota Bitung, Senin (29/9/2025).
Ia menilai tindakan tersebut seolah menjadikan isu korupsi sebagai objek yang bisa dinegosiasikan, bukan sebagai kejahatan serius yang harus ditindak tegas.
“Mungkin bagi mereka ini sikap yang terpuji, ‘korupsi bisa dinegosiasi’. Bagi saya, maaf, burung saja diberi makan Tuhan. Tapi mengkhianati perjuangan bersama bukanlah perbuatan yang terhormat. Maling teriak maling, miris,”tegasnya lagi.
Ungkapan tersebut memicu beragam reaksi, terutama di tengah meningkatnya tekanan publik terhadap DPRD Bitung terkait penggunaan anggaran perjalanan dinas.
Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh warga dan berbagai elemen masyarakat sipil beberapa waktu lalu menuntut transparansi dan penindakan hukum atas dugaan korupsi tersebut.
Namun, adanya isu kompromi dari kalangan yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam perjuangan antikorupsi dinilai justru melemahkan gerakan.
Sementara itu, masyarakat terus menanti perkembangan penyelidikan atas dugaan korupsi perjadin yang melibatkan sejumlah anggota DPRD Bitung. (*)
0 komentar:
Post a Comment