BITUNG, Elnusanews - Kegiatan Perkemahan Antar Satuan Karya (PERAN SAKA) Tingkat Nasional 2025 yang dilaksanakan di Gorontalo pada 2–9 November lalu, menyisakan polemik di kalangan peserta asal Kota Bitung.
Pasalnya, kontingen Pramuka dari Kwarcab Bitung mengeluhkan adanya pungutan biaya yang dinilai sangat memberatkan peserta dan orang tua.
Padahal, kontingen tersebut telah dilepas secara resmi oleh Pemerintah Kota Bitung melalui Pelaksana Tugas Asisten II, John Michael Tower Sondakh. Namun kenyataannya, para peserta tetap diminta menanggung biaya besar yang tidak sesuai dengan ekspektasi mereka.
Berdasarkan informasi yang diterima, setiap peserta diwajibkan membayar biaya sebesar Rp750.000 untuk penginapan dan pendaftaran kegiatan.
Selain itu, mereka juga dikenakan tambahan Rp420.000 untuk transportasi menuju lokasi perkemahan. Total pungutan mencapai kurang lebih Rp1.170.000 per anak.
Pungutan ini menjadi tanda tanya besar bagi para orang tua dan peserta. Pasalnya, Gerakan Pramuka di Kota Bitung selama ini dikenal memiliki beberapa sumber pembiayaan rutin, antara lain, Iuran Pramuka dari sekolah-sekolah yang disetorkan ke Kwarcab Bitung. Kemudian dana hibah dari Pemerintah Kota Bitung yang diberikan setiap tahun untuk mendukung kegiatan Pramuka. Dan dukungan langsung dari Pemkot saat melepas kontingen mengikuti kegiatan tingkat daerah maupun nasional.
Meski struktur pendanaan tersebut tersedia, para peserta mengaku tidak menerima bantuan apapun untuk keberangkatan mereka ke PERAN SAKA Nasional tahun ini.
Salah satu peserta yang enggan disebutkan namanya menyampaikan kekecewaannya.
"Kami bangga bisa membawa nam Kota Bitung, tapi terus terang kaget karena harus membayar lebih dari satu juta rupiah. Biasanya ada bantuan dari Kwarcab atau dana hiba. Orang tua kami keberatan, tapi karena sudah siap untuk berangkat kami terpaksa membayar,"bebernya salah satu peserta.
Sejumlah peserta menambahkan, tingginya pungutan membuat sejumlah peserta hampir batal mengikuti kegiatan.
"Ada teman-teman yg hampir tidak jadi ikut karena masalah biaya. Kami berharap pihak Kwarcab bosa menjelaskan kenapa bebannya sebesar itu,"keluhnya diamini sejumlah peserta lainya.
Sementara itu, Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kota Bitung, Fonny Tumundo, yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kota Bitung, ketika dihubungi melalui sambungan aplikasi WhatsApp, di nomor 082195129xxx belum merespon pertayaan sejumlah wartawan sampai berita ini naik publis. (*)
0 komentar:
Post a Comment