Sangihe, Elnusanews – Karung goni, yang secara turun temurun dikenal sebagai wadah komoditas unggulan cengkih dan kopra di Sangihe, kini bertransformasi menjadi adibusana bernilai seni tinggi. Inovasi kreatif ini berhasil mencuri perhatian dalam ajang Lomba Fashion Design Daur Ulang di Festival Seni Budaya Sangihe (FSBS) 2025, yang berlangsung Jumat (7/11).
Gagasan brilian ini berasal dari tim Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Setwan) Kabupaten Kepulauan Sangihe, yang diwakili oleh Feby Menda. Mengusung konsep "zero waste" dan pemanfaatan limbah lokal, tim ini sukses menyulap karung goni bekas menjadi kostum mode yang memukau dan diapresiasi oleh pengunjung festival.
Perpaduan Tradisi dan Tren Mode
Dalam proses perancangan, tim Setwan Sangihe memadukan bahan dasar karung goni dengan sentuhan modern dan kearifan lokal. Kostum tersebut didesain dengan gaya sederhana namun mengikuti tren mode terkini, menunjukkan potensi besar bahan daur ulang.
"Kami ingin mengangkat kembali nilai dari karung goni bekas," ungkap Feby Menda, perwakilan tim. Ia menambahkan, pemilihan bahan daur ulang ini juga bertujuan untuk mengurangi kontribusi sampah baru setelah kegiatan festival usai.
Sentuhan khas Sangihe ditambahkan melalui motif-motif Koffo berwarna-warni yang dilukis menggunakan kuas, memberikan identitas budaya yang kuat pada karya tersebut. Inspirasi awal ini muncul dari semangat kreatif Feby Menda, seorang ASN muda Sarjana Hukum lulusan Unika De La Salle Manado tahun 2020, kelahiran 11 februari 1998 ini yang melihat potensi bahan sederhana menjadi pakaian bernilai estetika.
Aksesori dari Limbah Rapat Paripurna, Kreativitas tim tidak berhenti pada bahan utama. Aksesori pelengkap kostum juga dibuat sepenuhnya dari bahan-bahan daur ulang yang dikumpulkan setelah Rapat Paripurna tanggal 5 November 2025.
Bahan-bahan seperti sendok plastik bekas, tutup botol air mineral, dan dus kue disulap menjadi perhiasan unik yang serasi dengan kostum karung goni. Pendekatan holistik dalam pemanfaatan limbah ini menunjukkan komitmen kuat tim terhadap isu lingkungan dan penerapan ekonomi sirkular.
Partisipasi tim Setwan Sangihe dalam lomba ini menjadi contoh nyata bahwa sampah dapat memiliki nilai ekonomis dan estetika yang tinggi, sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya daur ulang dan kreativitas lokal.
(OpMud)
0 komentar:
Post a Comment