Melalui Kepala Bappelitbangda Kabupaten Minahasa Selatan Bpk. Brando Tampemawa, SH. MH bersama kepala Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Selatan dr. Wiwin Opod menegaskan bahwa Penanganan Stunting adalah tanggung jawab kita Bersama bukan hanya tugas Pemerintah saja tapi juga dibutuhkan peran serta masyarakat bersama elemen pemerintahan daerah terkait seperti DPRD.
Stunting sendiri merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan, dengan berbagai faktor-faktor penyebabnya. Sedangkan Prevalensi Stunting adalah jumlah keseluruhan permasalahan Stunting yang terjadi pada waktu tertentu di sebuah daerah.
Berdasarkan data Prevalensi Stunting dari Survey Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023, di mana Survei Kesehatan Indonesia (SKI) merupakan survey yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) dan Survey Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI di kerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu 5 tahun terakhir di Indonesia. Berdasarkan data yang ada, prevalensi stunting di Kabupaten Minahasa Selatan, pada tahun 2019 sebesar 37,2; pada tahun 2022 tidak ada dikarenakan covid, pada tahun 2021 sebesar 24,2; pada tahun 2023 sebesar 19,2 dan tahun 2024 sebesar 26,4.
Menurut SKI di dapat bahwa balita stunting di Minahasa Selatan antara lain sebagai akibat permasalahan kesehatan kurun waktu 5-10 tahun lalu, atau terbawa dari kasus stunting pada tahun-tahun sebelumnya. Karena pada waktu itu belum ada program-program seperti program persiapan remaja putri, tablet penambah darah, posyandu remaja, dan skrening anemia. Program tablet tambah darah nanti dimulai 2019, posyandu remaja tahun 2021 dan skrening anemia tahun 2022.
Selain itu bayi stunting pada masa tersebut yang mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan akibat kekurangan gizi kronis, yang saat ini berumur di atas 2 tahun, sudah sangat sulit untuk diintervensi agar bisa lepas dari kondisi stunting. Kondisi inilah yang turut menyumbang meningkatnya prevalensi stunting di Kabupaten Minahasa Selatan.
(CT)
0 komentar:
Post a Comment