MINSEL, Elnusanews - Berbeda pada umumnya, biasanya jenis tanaman maupun tumbu-tumbuhan hidup dan menghasilkan buah yang banyak ketika ditanam didalam tanah yang subur. Siapa sangka tanaman ini boleh hidup di keramaian kota?
Peristiwa ini sempat menghebohkan masyarakat Minahasa Selatan yang melintasi tempat tersebut. Mereka pun bertanya, kenapa Pisang dan Jagung boleh tumbuh di tempat tersebut? Padahal media tanam untuk pertumbuhan tanaman tersebut sangat mustahil untuk bisa berkembang.
Kehadiran Pisang dan Jagung tersebut, sebagai lambang protes sopir angkot trayek Amurang - Tumpaan terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan dalam hal ini (Dinas PU).
"Sejak sekian lama, kondisi jalan pusat Kota Amurang semakin hari semakin memprihatinkan. Padahal Jalan yang sering dilalui baik kendaraan roda dua maupun roda empat ini dapat memicu terjadinya kecelakaan lalu-lintas. Lantas siapa yang harus bertanggung jawab jikalau terjadinya musibah ini?" kata Wurangian.
Dirinya sangat menyesalkan kurang pedulinya Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan dalam hal ini Dinas PU Minsel terhadap sejumlah kerusakan jalan yang tak kurun di perbaiki.
"Jalan Kabupaten ini so lama dorang (PU-red) nda beking-beking (dialek Manado yang kental), padahal ini dorang pe tanggung jawab besar" ucap Wurangian dengan dialeg Manado.
Selaku ketua dan Sekertaris basis Amurang Tumpaan, Ruddy Wurangian dan Dolvie Pangau ( Purn TNI) meminta kepada Dinas terkait PU Minsel untuk secepatnya melakukan perbaikan (pengaspalan) terhadap sejumlah jalan berlubang di pusat Kota Amurang.
Sebagai bentuk kekecewaan terhadap kinerja Dinas PU, sejumlah Sopir angkot Amurang Tumpaan (21/7/2017) menanam sejumlah Pisang dan Jagung di tengah jalan dengan selebaran bertuliskan, "Setelah panen untuk siapa?".
(Rela)
0 komentar:
Post a Comment