MINUT,Elnusanews-- Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Minahasa Utara (Minut) Toar Sendow akhirnya angkat bicara soal polemik Paskibraka Minut yang banyak mendapatkan tanggapan miring dari orang tua dan masyarakat.Soal pemulangan anggota Paskibraka dimalam hari, dikarenakan perjanjian penggunaan asrama dengan Yonif Raider 712 Wiratama Kompi B yang hanya sampai tanggal 17 Agustus Malam lalu.
Sendow menjelaskan, perjanjian bersama orang tua siswa soal karantina Paskibraka setahunya hanya sampai tanggal 17 agustus, dan pihaknya mengaku turut mengantar Paskibraka sampai pukul 03.00 dini hari. Untuk anggota Paskibraka yang menginap dirumah teman, menurutnya keinginan Paskibraka itu sendiri sebab seluruhnya ditawarkan untuk diantar pulang.
“Untuk anggota Paskibraka yang tidak dijemput orang tua, kami yang mengantarnya kerumah. Bahkan ada siswa yang kami antar ke likupang disaat itu. Jadi pernyataan yang mengatakan kami menelantarkan Paskibraka tidak benar.” kata Sendow beberapa waktu lalu.
Sedangkan untuk wisata kebangsaan, Sendow mengaku tidak pernah menjanjikan akan melaksanakan wisata kebangsaan karena tidak ada anggaran untuk membiayai kegiatan tersebut. Saat ditanya tentang siapa yang memberikan informasi soal wisata kebangsaan tersebut, ia mengatakan akan mengkonfirmasikan hal itu kepada Kepala Bidang (Kabid).
“Kami tidak ada anggaran untuk melaksanakan wisata kebangsaan, untuk itu saya akan konfirmasi ke Kabid terkait janji wisata kebangsaan yang disampaikan kepada Paskibraka.”terangnya.
Soal tudingan miring yang selama ini dilayangkan kepadanya karena dinilai tidak mampu menjalankan tugas dengan baik, Sendow mengatakan tidak mau ambil pusing karena hal tersebut menurutnya biasa. Bahkan dengan nada santai ia mengatakan, informasi soal Paskibraka yang marak diberiatakan media massa membuat Minahasa Utara ramai.
“Biar jo dorang mo beking berita apa, malah dengan adanya berita Paskibraka ini pemberitaan di Minahasa Utara jadi rame. Yang pasti sampe saat ini kita nda pernah beking salah atau menyalahi aturan saat da tangani tu Paskibraka.”ujar Sendow dengan dialeg Manado.
Sendow menegaskan, pokok persoalan Paskibraka ini bukan pada wisata kebangsaan dan pemulangan lebih awal, tetapi dana yang diberikan Bupati kepada anggota Paskibraka sebesar Rp700 ribu per orang, dipotong oleh instruktur Rp250 ribu per orang. Uang potongan tersebut katanya akan digunakan untuk membayar photo dan VCD anggota Paskibraka.
“Uang dari bupati sudah diserahkan kepada 33 orang tua Paskibraka, tapi ditarik kembali oleh instruktur tanpa pemberitahuan ke saya sebagai penanggung jawab. Akibat penarikan uang tersebut, saya yang ditelpon sejumlah orang tua, dan sangat disayangkan saat dikembalikan dananya tidak lagi utuh," tutup Sendow. (Tommy)
Sendow menjelaskan, perjanjian bersama orang tua siswa soal karantina Paskibraka setahunya hanya sampai tanggal 17 agustus, dan pihaknya mengaku turut mengantar Paskibraka sampai pukul 03.00 dini hari. Untuk anggota Paskibraka yang menginap dirumah teman, menurutnya keinginan Paskibraka itu sendiri sebab seluruhnya ditawarkan untuk diantar pulang.
“Untuk anggota Paskibraka yang tidak dijemput orang tua, kami yang mengantarnya kerumah. Bahkan ada siswa yang kami antar ke likupang disaat itu. Jadi pernyataan yang mengatakan kami menelantarkan Paskibraka tidak benar.” kata Sendow beberapa waktu lalu.
Sedangkan untuk wisata kebangsaan, Sendow mengaku tidak pernah menjanjikan akan melaksanakan wisata kebangsaan karena tidak ada anggaran untuk membiayai kegiatan tersebut. Saat ditanya tentang siapa yang memberikan informasi soal wisata kebangsaan tersebut, ia mengatakan akan mengkonfirmasikan hal itu kepada Kepala Bidang (Kabid).
“Kami tidak ada anggaran untuk melaksanakan wisata kebangsaan, untuk itu saya akan konfirmasi ke Kabid terkait janji wisata kebangsaan yang disampaikan kepada Paskibraka.”terangnya.
Soal tudingan miring yang selama ini dilayangkan kepadanya karena dinilai tidak mampu menjalankan tugas dengan baik, Sendow mengatakan tidak mau ambil pusing karena hal tersebut menurutnya biasa. Bahkan dengan nada santai ia mengatakan, informasi soal Paskibraka yang marak diberiatakan media massa membuat Minahasa Utara ramai.
“Biar jo dorang mo beking berita apa, malah dengan adanya berita Paskibraka ini pemberitaan di Minahasa Utara jadi rame. Yang pasti sampe saat ini kita nda pernah beking salah atau menyalahi aturan saat da tangani tu Paskibraka.”ujar Sendow dengan dialeg Manado.
Sendow menegaskan, pokok persoalan Paskibraka ini bukan pada wisata kebangsaan dan pemulangan lebih awal, tetapi dana yang diberikan Bupati kepada anggota Paskibraka sebesar Rp700 ribu per orang, dipotong oleh instruktur Rp250 ribu per orang. Uang potongan tersebut katanya akan digunakan untuk membayar photo dan VCD anggota Paskibraka.
“Uang dari bupati sudah diserahkan kepada 33 orang tua Paskibraka, tapi ditarik kembali oleh instruktur tanpa pemberitahuan ke saya sebagai penanggung jawab. Akibat penarikan uang tersebut, saya yang ditelpon sejumlah orang tua, dan sangat disayangkan saat dikembalikan dananya tidak lagi utuh," tutup Sendow. (Tommy)
0 komentar:
Post a Comment