DEPROV,Elnusanews -- Memperingati Hari Guru Nasional yang jatuh pada tanggal 25 November, dua legislator DPRD Sulut berharap para guru dapat meningkatkan etos kerja yang lebih baik, khususnya para guru yang ada di Sulawesi Utara (SULUT).
Seperti yang dikatakan legislator Komisi IV DPRD Sulut Yusra Alhabsyi. Menurutnya perjuangan dari pada guru tentu tidak akan dilupakan, termasuk mereka yang telah menikmati hasil pendidikan yang disampaikan oleh para guru.
Alhabsyi juga mengatakan berkaitan dengan Hari Guru, ada beberapa titik masalah yang harus dievaluasi terhadap kualitas pendidikan, pelayanan pendidikan, termasuk fasilitas pendidikan tentu tak lepas dari urusan kesejahteraan tenaga pendidik.
"Diantaranya guru-guru sukarela mereka mengabdikan diri penuh seperti guru-guru ASN tapi kesejahteraan mereka tidak bisa tercover dengan anggaran yang tak cukup, bahkan mereka hanya mendapat upah RP.150.000 per bulannya, tapi mereka masih mengabdi. Ini kita harus perbaiki," jelasnya.
Politisi PKB ini juga mengungkapkan dana BOS juga harus mempertimbangkan soal kesejahteraan guru karena hanya 15 persen. Dana BOS itu untuk diberikan kepada tunjangan atau honor dari guru dan sementara kebutuhan guru di sulut hari ini dilihat dari datanya terutama SD dan SMP itu satu sekolahnya rata-rata masih kekurangan guru sekitar 30 persen.
"Untuk itu saya meminta kepada pemerintah untuk mencarikan jalan keluarnya bagi tenaga-tenaga sukarela atau guru-guru honor yang ada di SD dan SMP dan untuk SMA setidaknya dapat lebih perhatikan kesejahteraan mereka, termasuk di antaranya soal jaminan kesehatan ketenagakerjaan," ungkapnya.
Senada dengan Alhabsyi, legislator DPRD Sulut lainnya yakni Fransiskus Andi Silangen mengatakan bahwa guru-guru yang ada sekarang sudah sangat baik, namun yang harus dievaluasi lagi adalah sistem.
"Sistem dalam perguruan di Indonesia harus betul-betul diubah, karena guru terlalu banyak disibukkan dengan kegiatan-kegiatan abstartif, sehingga waktu untuk proses belajar mengajar tidak begitu efektif dan akan berpengaruh pada hasil didikannya. Kalau dulu kan tidak ada administratif yang rumit sehubungan dengan sertifikasi, karena disibukkan dengan itulah yang terjadi banyak waktu yang tersita untuk memenuhi persyaratan untuk sertifikasi," tukas Silangen saat diwawancarai oleh wartawan, Senin (25/11/19) sore.
Lanjut politisi PDI Perjuangan ini, sebagaimana pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim cara belajar yang baik selain dari guru yaitu interaktif, dimana para murid diberikan pelajaran untuk berdiskusi dan guru hanya sebagai modeator saja.
"Itu yang sebenarnya harus ditindak lanjuti. Saya kira, kalau program Menteri Pendidikan ini berjalan dengan baik maka akan mengahsilkan baik juga.Sebenarnya guru ini sudah baik, hanya saja sistemnya yang harus diubah," tandasnya. (RaKa)
0 komentar:
Post a Comment