BITUNG, Elnusanews - Wakil Walikota Ir. Maurits Mantiri, MM membuka Rapat Koordinasi Dinas Kesehatan dan Lintas Sektor tentang Kewaspadaan Polio dan Migrasi Malaria bertempat di Ruang Sidang Lantai 4 Kantor Walikota Bitung. Rabu (16/10/2019).
Pada kesempatan itu Mantiri mengatakan sangat bersyukur atas dilaksanakannya kegiatan ini yang merupakan respon dari Pemerintah Kota Bitung terhadap himbauan pemerintah pusat melalui surat edaran Menteri Kesehatan tentang kewaspadaan terhadap kejadian luar biasa (KLB) Vaccine Derived Polio Virus (VDPV) Tipe 2 yang perlu diwaspadai.
"Mengingat Polio merupakan salah satu
wabah yang berbahaya, yang biasa di kenal dengna istilah lumpuh layu seperti yang terjadi di Filipina,"tandasnya.
Lanjutnya, Polio merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui makanan dan minuman dan telah terkontaminasi feses atau tinja penderita dan umumnya menyerang anak-anak. Adapun gejala Polio ditandai dengan rasa demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher, serta sakit di tungkai bawah dan lengan. 1 dari 200 infeksi dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, dan 5 sampai 10% penderita kelumpuhan mengalami kelumpuhan pada otot-otot pernafasan sehingga menyebabkan kematian.
"Hingga saat ini belum ada terapi pengobatan yang dapat menyembuhkan penderita Polio. Terapi pengobatan yang dilakukan hanya untuk mengurangi komplikasi seperti kecacatan,"ungkapnya.
Mantiri berharap melalui rakor ini semua yang terundang dapat meningkatkan
Kewaspadaan terhadap KLB Polio VDPV Tipe 2 ini sebab kota Bitung yang terletak di ujung bibir Pasifik merupakan salah satu pintu masuk warga Filipina yang memiliki kekerabatan dengan kelompok-kelompok habitat warga Filipina (Special Community) di Bitung oleh karena mata pencaharian ataupun adanya ikatan perkawinan.
"Diharapkan langkah kewaspadaan yang ditekankan adalah melaksanakan upaya komunikasi resiko kepada seluruh masyarakat melalui kerjasama dengan lintas sektor terkait, serta masih banyak lagi langkah kewaspadaan lainnya yang harus dilakukan, yang lebih bersifat teknis yang membutuhkan sinergitas, ide dan gagasan dalam upaya mewaspadai penyakit Polio ini maupun penyakit-penyakit menular lainnya seperti malaria, HIIV-AIDS, DBD dan penyakit menular lainnya. Dengan demikian kita telah berbuat yang terbaik bagi masyarakat sehingga Kota Bitung yang kita cintai ini akan tetap sehat," Tutupnya.
Turut hadir, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Dr, Steven Dandel, MPh, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bitung dr. Frangki Soriton,M.Ph, seluruh Kepala Puskesmas Kota Bitung dan seluruh peserta Rakor. (Rego)
Pada kesempatan itu Mantiri mengatakan sangat bersyukur atas dilaksanakannya kegiatan ini yang merupakan respon dari Pemerintah Kota Bitung terhadap himbauan pemerintah pusat melalui surat edaran Menteri Kesehatan tentang kewaspadaan terhadap kejadian luar biasa (KLB) Vaccine Derived Polio Virus (VDPV) Tipe 2 yang perlu diwaspadai.
"Mengingat Polio merupakan salah satu
wabah yang berbahaya, yang biasa di kenal dengna istilah lumpuh layu seperti yang terjadi di Filipina,"tandasnya.
Lanjutnya, Polio merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui makanan dan minuman dan telah terkontaminasi feses atau tinja penderita dan umumnya menyerang anak-anak. Adapun gejala Polio ditandai dengan rasa demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher, serta sakit di tungkai bawah dan lengan. 1 dari 200 infeksi dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, dan 5 sampai 10% penderita kelumpuhan mengalami kelumpuhan pada otot-otot pernafasan sehingga menyebabkan kematian.
"Hingga saat ini belum ada terapi pengobatan yang dapat menyembuhkan penderita Polio. Terapi pengobatan yang dilakukan hanya untuk mengurangi komplikasi seperti kecacatan,"ungkapnya.
Mantiri berharap melalui rakor ini semua yang terundang dapat meningkatkan
Kewaspadaan terhadap KLB Polio VDPV Tipe 2 ini sebab kota Bitung yang terletak di ujung bibir Pasifik merupakan salah satu pintu masuk warga Filipina yang memiliki kekerabatan dengan kelompok-kelompok habitat warga Filipina (Special Community) di Bitung oleh karena mata pencaharian ataupun adanya ikatan perkawinan.
"Diharapkan langkah kewaspadaan yang ditekankan adalah melaksanakan upaya komunikasi resiko kepada seluruh masyarakat melalui kerjasama dengan lintas sektor terkait, serta masih banyak lagi langkah kewaspadaan lainnya yang harus dilakukan, yang lebih bersifat teknis yang membutuhkan sinergitas, ide dan gagasan dalam upaya mewaspadai penyakit Polio ini maupun penyakit-penyakit menular lainnya seperti malaria, HIIV-AIDS, DBD dan penyakit menular lainnya. Dengan demikian kita telah berbuat yang terbaik bagi masyarakat sehingga Kota Bitung yang kita cintai ini akan tetap sehat," Tutupnya.
Turut hadir, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Dr, Steven Dandel, MPh, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bitung dr. Frangki Soriton,M.Ph, seluruh Kepala Puskesmas Kota Bitung dan seluruh peserta Rakor. (Rego)
0 komentar:
Post a Comment