• Berita Terbaru

    November 15, 2019

    elnusanews/com , November 15, 2019

    Refly Ngantung Sebut Kelapa, Pala dan Cengkeh Komoditi "Seksi"

    SULUT,Elnusanews - Kepala Dinas Perkebunan Daerah Sulut Refly Ngantung menyebutkan mengapa tiga komoditi yakni Kelapa, Pala dan Cengkeh bisa dikatakan komoditi seksi.

    "Karena Sulut punya keunggulan-keunggulan  yang dimiliki kelapa terbaik di dunia. Kelapa kita masih organik belum tersentuh dengan bahan unorganik. Sedangkan pala indikasi geografis hanya ada di Siau. Dan pala Siau sudah mendunia sehingga brand pala Siau ini sering disalah gunakan daerah lain. Untuk cengkeh kita sendiri punya Indikasi geografis cengkeh Minahasa yang punya kadar tinggi yakni kadar Eugenol pada cengkeh dibandingkan daerah yang lain di indonesia sehingga kita punya posisi tawar yang tinggi makanya saya katakan itu Seksi, "Saya mau memberikan gambaran mengapa? saya mau katakan kelapa, pala dan cengkeh merupakan komoditi "seksi". Dulu di jaman penjajahan. Penjajah kita melirik komoditi kita yang ada di indonesia bagian timur. Penjajah tersebut yakni Spanyol, Belanda dan negara lainnya. Sejak dulu kita ternina bobokan dengan memproduksi kelapa jenis kopra sampai sekarang tetap diarahkan untuk memproduksi kopra. Begitu juga pala, sejak jaman dulu kita selalu hanya diarahkan untuk memproduksi low material berupa pala biji. Sejak dulu kita hanya menyambung produksi dalam bentuk bunga cengkeh kering. Jadi yang kita produksi sudah sejak jaman penjajahan dan jaman sekarang selalu hanya memproduksi low materil belum bahan jadi sehingga kalau kita lihat selisih marjin yang diterima oleh petani dibanding diterima oleh pihak pedagang ataupun tujuan eksport jauh. Ini sebagai informasi contoh saja bahwa kondisi kelapa kita sudah sangat memprihatinkan dari sisi umur dan produksinya. Karena hanya dua daerah yang hebat yakni Minsel dan Minut yang memproduksi kopra sekira tiga ton kopra kering per hektar per tahun. Tapi di daerah lain hanya 500 kilo per hektar per tahun dan itu sangat jauh sehingga rata rata produksi kita per hektar per tahun hanya 1,2 ton. Jadi produktivitas cuma 1,2 ton padahal potensi produksi sampai 3 ton sehingga orang bilang datang ke sulut betul nyiur melambai tapi yang melambai-lambainya tinggal daun yang buahnya nyaris tak kelihatan," beber Refly Ngantung saat bawa materi pada media gathering yang di gelar oleh Biro Protokol dan Humas terkait mengembalikan komoditi perkebunan, Jumat (15/11/2019) pagi tadi di lobby kantor Gubernur Sulut.

    Lanjut Ngantung, upaya kita lakukan sekarang yakni produk turunan yang di terima petani termasuk tiga komoditi tersebut. "Jadi jangan lagi kita teropsesi selalu memproduksi yang namanya kopra atau komoditi yang sifatnya low materil jadi kita memberikan ruang seluas-luasnya kepada para eksportir untuk selalu meninabobokan petani sehingga mengakibatkan pasar tersebut seperti yang kita alami dua tahun terakhir ini relatif menurun. Jadi semua komoditi perkebunan telah lepas ke mekanisme pasar tidak ada lagi yang di intervensi. Sekarang kita lepas di pasar bebas sehingga yang menentukan harga itu adalah pasar. Sehingga muncullah hukum yang namanya hukum pasar, permintaan dan penawaran banyak barang sedikit pembeli otomatis harga murah. Sedangkan sedikit barang banyak pembeli otomatis akan naik sehingga yang mengatur adalah kondisi pasar bebas," tandasnya.

    Turut hadir dalam media gathering, perwakilan pihak BPS, perwakilan BI, jajaran Biro Protokol dan Humas Setdaprov Sulut, Pemerhati Pertanian, JIPS, Petani Kopra

    (ROKER)
    • Comments
    • FB Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Refly Ngantung Sebut Kelapa, Pala dan Cengkeh Komoditi "Seksi" Rating: 5 Reviewed By: elnusanews/com
    Scroll to Top