Salah satu warga yang menerima bantuan, Umar Madonsa (55) menjelaskan adanya pemotongan oleh oknum bersangkutan dengan alasan biaya administrasi.
” Yang kami tahu, uang yang diberikan kepada kami sebesar enam juta rupiah. Namun, mantan oknum pala hanya memberikan kami lima juta rupiah, dengan alasan ada pemotongan beberapa berkas administrasi selama pengurusan hingga dana bantuan keluar ," kata Madonsa kepada wartawan.
Selain pengeluhan Madonsa, ada beberapa warga juga menambahkan, data warga miskin di kampung tersebut cukup banyak. Sayangnya, pendataan warga miskin yang dilakukan oleh mantan oknum pala itu, hanya pilih kasih.
” Sebagai contoh, anaknya yang belum lama menikah sudah menerima bantuan bedah rumah, sedangkan warga lain yang sudah menempati kampung dengan bertahun-tahun tidak pernah merasakan bantuan seperti ini. Di sini sudah kelihatan sangat jelas, bahwa ada unsur pilih kasih ," sembur warga setempat.
Terpisah, Kadis Sosial Kota Bitung, Forsman Dandel, S.Sos, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, menegaskan bahwa dana bantuan bedah rumah dari Kementrian Perumahaan Rakyat (Kemenpera) lewat anggaran APBN untuk tahun 2015 sebanyak Rp 500 juta. Dana ini sudah disalurkan di 8 Kelurahan, yang sudah terbentuk 5 kelompok terdiri dari satu kelompok ada 10 orang dan bahkan ada 7 orang. Khusus untuk penyaluran dana tersebut, penerima bantuan mendapatkan Rp 10 Juta. Namun, untuk pencairannya akan dibagi dalam dua tahap.
” Tahap pertama, enam juta rupiah dan tahap kedua empat juta rupiah. Setahu saya, bahwa uang ini ditransfer langsung kepada masing- masing rengkening mereka, sebab untuk pembukaan rengkening, setiap kelompok ada ketua dan bendahara yang menandatanganiya. Maka dari itu, kami sudah memanggil mantan oknum pala untuk menjelaskannya ," pungkas Dandel. (REGO)
.jpg)
0 komentar:
Post a Comment