“Korban
Banjir Masih Berjuang di Tenda Pengungsian”
MANADO, Elnusanews – Keluarga korban banjir bandang di
Kota Manado, kali ini harus merasakan suasana berbeda dalam menyambut
kemerdekaan Republik Indonesia ke-69. Pasalnya, tahun lalu mereka masih
memiliki rumah, namun pasca banjir bandang memporak-porandakan Kota Tinituan, mereka
pun harus menetap di tenda pengungsian yang disediakan Dinas Sosial Kota
Manado.
Dari
keterangan korban, mereka telah bertahan hidup 7 bulan lamanya di tempat
tinggal yang tidak memadai itu. Pemerintah Kota Manado sendiri seakan tak
peduli dengan nasib mereka. Di mana, mereka terpaksa tidur di
sekeliling genangan air, apabila hujan turun. Demikian dituturkan keluarga Limpong-Wayong, warga Tikala Baru
Lingkungan I Kecamatan Tikala, saat diwawancara redaksi Elnusanews baru-baru ini.
Parahnya
lagi, hingga berita ini diterbitkan, para pengungsi itu belum pernah mendapat jamahan
dari Pemkot Manado, bahkan nama mereka tidak masuk dalam daftar penerima
bantuan sewa rumah sementara. Kondisi tersebut membuat mereka sulit untuk
mereka memaknai arti dari kemerdekaan RI tahun ini.
“Memaksakan
diri untuk merdeka pun tidak bisa karena kemerdekaan hanyalah dimiliki oleh
pemerintah dan pejabat Manado,” kata Setiawan, warga Tikala Baru, yang merupakan
salah seorang korban bencana.
Hal
senada pun diungkap ibu Wayong, dirinya merasa prihatin dengan sikap Pemkot Manado
yang beranggapan kondisi tempat tinggal mereka sekarang ini, masih layak
tinggal. “Inilah kemerdekaan yang sesungguhnya buat warga yang menjadi korban
banjir yang hanya bisa dijalani dengan kemajuan kota menurut pemerintah kota,”
ucapnya.
Tak
hanya itu, dirinya juga mempertanyakan dana bantuan, yang bentuk
penyalurannya terlihat tidak merata. “Dimanakah dana bantuan untuk memerdekakan
kami? Ataukah ini yang dinamakan pemerataan, di mana penerima bantuan hanyalah diperuntukan
oleh orang-orang tertentu,” tandasnya. (inan/oxo)
0 komentar:
Post a Comment