SULUT,Elnusanews - Air merupakan elemen yang penting dan vital bagi kehidupan
mahluk hidup di muka bumi, hal ini dikatakan Sekretaris Daerah Provinsi
Sulawesi Utara Edwin Silangen SE MS saat membuka Lokakarya Peduli Sungai
dalam rangka Peringatan Hari Air Dunia ke XXV bertempat di Hotel Ibis
Jalan Pire Tendean (Boulevard) Manada Rabu ( 15/03).
Lebih lanjut Silangen mengatakan bahwa air merupalan elemen yang penting bagi kehidupan mahkluk hidup baik hewan, tumbuhan dan manusia, air juga penting bagi lingkungan dan kelestarian alam beseřta isinya, hampir tiga perempat tubuh kita adalah air jadi apabila keberadaan air tidak seimbang dengan keberadaan alam maupun manusia tidak akan tercipta keselarasan.
Sampai saat ini, air memang masih menjadi permasalahan di
indonesia , padahal dengan rata -rata curah hujan yang mencapai 2.779
milimeter pertahun, indonesia seharusnya menjadi negara kaya air,
sayangnya 66 persen dari hujan berubah menjadi bencana ( banjir dan
tanah longsor ) yang menyengsarakan rakyat, di daerah daerah berbagai
permasalahan air menghantui setiap orang, karena ketersediaaan air
bersih semakin mahal dan langka dan pencemaran air menjadi masalah
nyata.
Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup dan Kehutanan( KLHK) di tahun 2015 hampir 68 persen atau mayoritas mutu air di indonesia dalam status tercemar berat, kata Silangen
.
Oleh karena itu,dalam RPJMN 2015-2019 untuk mencapai 100 persen pelayanan air minum di indonesia pemerintah melakukan tiga pendekatan yaitu optimalisasi dqn pembangunan baru ( supply side) peningkatan efisiensi layanan air minum (demand side) dan penciptaan lingkungan yang kondusif ( enabling environment).
Sejalan dengan itu Pemerintah Sulawesi Utara bersama Pemerintah pusat
bekerja keras untuk memyelesaikan pembangunan Bendungan Kuwil di
Minahasa Utara, bendungan Lolak di Bolmong dan pembangunan Bendungan
Sawangan di Minahasa kesemuanya bertujuan untuk pemenuhan irigasi,
penyediaan air baku, pembangkit listrik dan objek wisata ,
mengantisipasi berbagai hal tersebut pelaksanaan lokakarya ini menjadi
penting dan strategis guna mensolusikan pengelolaan dan pengendalian
sumber daya air.
''Kita harus mampu melakukan pengelolaan air limbah dan
mampu memenuhi ketersediaan air untuk peningkatan taraf hidup
masyarakat di daerah ini , apalagi dengan adanya program OD-SK untuk
mengatasi ketersediaan air dibeberapa daerah tertentu yang sulit
mendapatkan air,'' ujar Silangen.
Dengan harapan momentum Peringatan Hari Air Dunia ke XXV
ini dapat meningkatkan kesadaran , pengetahuan dan pemahaman tentang
pengelolaan sumber daya air dan dapat merumuskan jalan keluar terkait
penanganan pegelolaan daerah aliran sungai ,air limbah serta
pengendalian pencemaran air yang nantinya menghasilkan program kegiatan
yang bisa ditindaklamjuti bersama lebih khusus percepatan pembangunan
tiga bendungan yang masuk dalan proyek strategis nasional dan program
prioritas di daerah kita,'' tutup Silangen.
Sementara itu kepala BWS Sulawesi 1 Djidon R Watania ST MM
melalui ketua Panitia Novie Maxi Ilat ST Sp.1 dalam laporan latar
belakang diprogramkan kegiatan Hari Air Dunia yang diselengarakan 22
maret dimana inisiatif peringatan mulai di umumkan pada Sidang Umum
PBB ke - 47 tanggal 22 desember 1992 di Rio Jeneiro Brasil dan mulai di
peringati pertama kali tahun 1993.
Untuk tahun 2017 teman yang diambil adalah Water and Waste Water ( Air dan Air Limbah ) yang didasari kondisi rendahnya kualitas air bersih di indonesia.
Pelaksanan Hari Air Dunia tahun ke XXV 2017 di fasilitasi oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi 1 mengacu pada keputusan Sekjen Sumber Daya Air Nomor.02/KPTS/AS/2017 tanggal 10 januari 2017 tentang pembebtukan tim teknis penyelengaraaan.
Rangkaian kegiatan ini hari jumat penanaman 500 pohon di desa Bajo di kabupaten Minsel, hari sabtu penanaman 500 pohon di dataran irigasi Kota Kotamobagu.
Turut hadir kepala Biro Perekonomian dan Sumber daya Air DR Frangky Manumpil Sulut kepala Biro Pembangunan Sulut Edwin Kindangen.(ROKER
0 komentar:
Post a Comment