DEPROV, Elnusanews – Setelah
melaksanakan Reses II didua tempat yang ada di Daerah Pemilihan (Dapil)
Bolaang Mongondow (Bolmong) yakni di Desa Bonawang dan Mopugad, Anggota DPRD
Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Ir Julius Jems Tuuk, melaksanakan Reses II di
spot yang ketiga di Desa Torout Tengah, Kabupaten Bolmong. Kamis (25/8/16).
Foto: Jems Tuu Saat Reses di Desa Torout |
Dalam sesi tanya jawab, masyarakat desa mengeluhkan beberapa
permasalahan yang mendasar yang ada di desa tersebut seperti, masalah obat-obatan
dari BPJS yang tidak paten, masalah belum tersalurnya Kartu Indonesia Pintar
(KIP), sampai dengan permasalahan bantuan pemerintah lainya yang tidak terjamah
sampai pada desa Torout.
“ Belum pernah saya dengar untuk yang sakit yang punya BPJS bisa
berobat ke RS. Paling tidak kesehatan dan kesejahteraan masyarakat tidak
dirasakan oleh masyarakat di desa ini. Yang saya lihat bahwa pemerintah telah
mengucurkan dana yang begitu banyak bagi masyarakat, akan tetapi betul atau tidak, masyarakat hanya mendapatkan obat-obatan
yang tidak sama dengan obat-obat yang diberikan kepada orang-orang yang kaya,”
keluh salah satu warga desa.
Selain itu juga, warga menuturkan bahwa warga desa Torout hanya
sebagian kecil mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP), begitu juga dengan bantuan-bantuan
pemerintah dibidang pertanian lainnya seperti bantuan pupuk dan bantuan ternak
sapi.
“ Saya dengar ada bantuan pemerintah bagi kelompok peternak sapi, akan
tetapi di Torout tidak pernah dapat bantuan ternak sapi. Begitu juga dengan
bantuan pupuk di desa kami, itupun juga belum pernah dapat. Waktu lalu pernah
dapat namun, hanya mendapat satu setengah sak saja. masa berkebun beberapa
hektare hanya mendapatkan 1 setengah sak ini kan tidak benar” sambung warga
desa.
Warga desa pun berharap kepada anggota dewan agar dapat memikirkan dan
bisa memperjuangkan apa yang menjadi keluhan dari para warga desa Torout
Bersatu.
“ Karena itu bapak sebagai dewan wakil
rakyat yang diutus di Sulut, tolong pikirkan ini untuk rakyat terutama di desa
Torout,” pinta warga desa.
Menanggapi keluhan dari warga masyarakat
terkait BPJS, Tuuk mengatakan itu bukan hanya menjadi polemik masyarakat desa
Torout saja, namun merupakan polemik nasional karena pengguna BPJS dengan
orang-orang kaya itu berbeda dalam pemberian obat-obatan.
“ Itu bukan menjadi polemik di Torout
saja, bahkan menjadi polemik nasional. Kenapa, karena dana BPJS ini hanya 50
ribu, mau pakai obat paten boleh, tetapi harganya 250 ribu. Persoalan sekarang
ini menjadi masalah juga. Diseluruh dunia obat-obat paten yang paling mahal
hanya di indonesia,” jelas Tuuk.
Terkait dengan belum terselurnya KIP,
Tuuk menandaskan akan mengkoordinasikan dengan dinas terkait yakni Dinas Sosial. Kemundian untuk permasalahan
bantuan pemerintah berupa ternak sapi dan pupuk, hal ini akan menjadi
prioritasnya,. Ia pun mengusulkan kepada warga desa untuk membuat dokumen
proposal perkelompok dan diserahkan kepadanya untuk disampaikan kepada
dinas-dinas terkait. (RaKa)
0 komentar:
Post a Comment