DEPROV, Elnusanews - Seperti yang diketahui bersama bahwa jalan merupakan urat nadi bagi perekonomian masyarakat di pedesaan, namun selama 24 tahun masyarakat yang ada di Desa Bonawang, Kecamatan Dumoga Tenggara, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) sangat merindukan adanya jalan aspal beton.
 |
| Foto : Ir Julius Jems Tuuk |
Hal tersebut diungkapkan salah satu warga yang ada di desa Bonawang, Rubinan Passi kepada Anggota Legislator DPRD Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Ir Julius Jems Tuuk, saat melakukan Reses II Tahun 2016 di Daerah Pemilihannya (Dapil) yakni Kabupaten Bolmong, Rabu (24/8/16).
Menurut Rubinan, ada dua hal penting yang menjadi kebutuhan mendesak dari para warga desa Bonawang, yakni permasalahan aspal jalan dan permasalahan cetak sawah.
" Dua hal yang mungkin sekaligus merupakan usulan bagi anggota dewan, paling tidak dua kebutuhan mendesak dari masyarakat Bonawang ini bisa difasilitasi. Pertama, masalah infrastruktur jalan yang sudah sangat memprihatinkan dan kedua, masalah percetakan sawah," ungkap Rubinan.
Rubinan mengatakan bahwa kedua permasalahan tersebut sudah lama namun sampai dengan tahun 2016 ini tak kunjung bisa diselesaikan, bahkan setiap ada pejabat yang datang desa tersebut sering dijanjikan akan dibuatkan jalan aspal, namun sampai dengan saat ini tak kunjung dibangun.
" Ini memang sudah bukan lagu baru lagi, memang 24 tahun masyarakat desa Bonawang merindukan adanya jalan aspal. Jadi, mudah-mudahan dengan hadirnya anggota dewan saat reses kali ini bisa terwujud, karena waktu kemarin para pejabat kita menjanjikan akan mengaspal jalan yang ada di desa Bonawang, namun sampai dengan saat ini tak kunjung di bangun," ujar Rusdinan.
Terkait dengan percetakan sawah, Rubinan yang juga merupakan Sekertaris Desa (Sekdes) Bonawang mengatakan desa Bonawang mendapatkan cetak sawah kurang lebih sekira 30 hektar, akan tetapi sampai dengan saat ini sawah tersebut hanya sebagian kecil yang bisa diolah karena terkendala dengan irigasi.
" Kendalanya adalah pertama, masalah air karena air sangat susah untuk naik karena letak sawahnya lebih tinggi dari irigasinya," tukasnya.
Menanggapi kedua permasalahan tersebut, Tuuk salah satu anggota DPRD Sulut yang dikenal paling getol memperjuangkan aspirasi dari masyarakat mengatakan untuk permasalahan pembangunan aspal jalan yang ada di desa Bonawang kedaulatannya ada di tingkat II yakni Kabupaten/Kota. Dirinya pun berjanji akan mencoba berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten Bolmong.
" Jalan ini masih kedaulatanya tingkat II. Jadi sama dengan jalan yang ada di depan desa Bonawang. Akan tetapi hal ini akan saya coba koordinasikan lagi dengan pemerintah kabupaten agar supaya jalan yang kurang lebih 5 kilometer ini bisa diperbaiki," jawabnya.
Untuk masalah percetakan sawah baru, legislator yang diusung oleh partai PDIP ini mengatakan bahwa masalah ini bukan hanya menjadi masalah di desa Bonawang saja, akan akan tetapi ini merupakan masalah semua bahkan di Sulut,
" Untuk masalah percetakan sawah baru yang airnya tidak ada ini merupakan masalah bukan hanya di Bonawang saja, akan tetapi ini merupakan masalah semua di Sulut, termasuk sawah saya sendiri," tegas Tuuk.
Tuuk yang baru saja ditunjuk oleh partai untuk menjadi Ketua Mahkamah Kehormatan partai PDIP yang didampingi oleh staf dari Sekertariat DPRD Sulut, Glad Taliawo, pun berjanji akan menyampaikan masalah yang pelik ini kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU) provinsi Sulut serta dinas terkait lainnya.
" Ini masalahnya agak pelik, akan tetapi permasalahn ni akan saya coba sampaikan ke dinas PU serta dinas terkait," tandasnya.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Camat Dumoga Tenggara, Omarudin Amba, Sangadi desa Bonawang, serta para aparat desa Bonawang. (RaKa)
0 komentar:
Post a Comment