SANGIHE,Elnusanews - Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey bersama unsur Forkopimda Sulut, Jumat (24/6/2016) pagi tadi, tiba di daerah Kepulauan Sangihe.
Gubernur Olly bersama unsur Forkopimda langsung meninjau lokasi bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di daerah tersebut.
Kelurahan Apengsembeka Kecamatan Tahuna dan Kelurahan Kolongan Akembawi, Kelurahan Kolongan Beha KecamatanTahuna Barat merupakan daerah terparah dampak tanah longsor yang mengakibatkan lima orang tewas.
"Pertama kita melihat bahwa Bencana alam ini, skala sepuluh tahun sekali. Berarti pada saat tanah itu bergerak dalam jangka sepuluh tahun. Mungkin ini menjadi perhatian pemerintah kedepan untuk menghimbau kepada masyarakat jangan membangun rumah dilereng bukit. Dampak yang kita lihat sekarang ini membuat kita prihatin. Karena banyak warga yang rumahnya rusak parah," ungkap Olly saat didampingi unsur Forkopimda dan Bupati HR Makagansa.
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Utara, Noldy Liow mengatakan bencana banjir dan tanah longsor menimpa enam kecamatan, yakni Kecamatan Tahuna, Kecamatan Tahuna Barat, Tahuna Timur, Kecamatan Menganitu, Tamako, Kendahe, Menganitu Selatan dan Tatoareng pada tanggal 20 hingga 2 juni 2016.
"Dampak yang ditimbulkan yakni lima orang tewas, dua orang hilang, serta kerusakan rumah dan infrastruktur senilai Rp 57 miliar," ungkapnya.
Lanjutnya dari data yang ada sebanyak 44 rumah rusak berat, 116 unit rumah rusak sedang, dan 49 rumah rusak ringan. Kerusakan infrastruktur meliputi rusaknya dasar jembatan 2 unit dan jalan sepanjang kilo meter sehingga mengakibatkan lima kampung dan tiga kecamatan terisolir.
"Sarana pendidikan dan fasilitas umum yang rusak tujuh unit dan kerusakan perkebunan dan pertanian lebih kurang 10 hektar," pungkasnya.
Diketahui sebanyak 610 jiwa pengungsi yang ditampung di dua lokasi yakni gereja Imanuel dan SD Kolongan Beha.
Kesempatan itu pula Gubernur Olly menyerahkan bantuan uang tunai secara langsung senilai 500 juta dan sembako, tenda, tikar, selimut dan lain-lainnya kepada para pengungsi di Kelurahan Apengsembeka Kecamatan Tahuna dan Kelurahan Kolongan Akembawi, Kelurahan Kolongan Beha KecamatanTahuna Barat.
Turut hadir, unsur Forkopimda, Asisten 1, Jhon Palandung, Kaban Kesbangpol, Edwin Silangen, Kaban BPBD, Noldy Liow, , Kadis PU, JE Kenap, Kadinsos, Grace Punuh, Kadinkes, Jemmy Lampus, Karo Pemerintahan dan Humas, Jemmy Kumendong, Karo Umum Jemmy Ringkuangan serta Kabag Humas Roy Saroinsong.
(ROKER)
Gubernur Olly bersama unsur Forkopimda langsung meninjau lokasi bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di daerah tersebut.
Kelurahan Apengsembeka Kecamatan Tahuna dan Kelurahan Kolongan Akembawi, Kelurahan Kolongan Beha KecamatanTahuna Barat merupakan daerah terparah dampak tanah longsor yang mengakibatkan lima orang tewas.
"Pertama kita melihat bahwa Bencana alam ini, skala sepuluh tahun sekali. Berarti pada saat tanah itu bergerak dalam jangka sepuluh tahun. Mungkin ini menjadi perhatian pemerintah kedepan untuk menghimbau kepada masyarakat jangan membangun rumah dilereng bukit. Dampak yang kita lihat sekarang ini membuat kita prihatin. Karena banyak warga yang rumahnya rusak parah," ungkap Olly saat didampingi unsur Forkopimda dan Bupati HR Makagansa.
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Utara, Noldy Liow mengatakan bencana banjir dan tanah longsor menimpa enam kecamatan, yakni Kecamatan Tahuna, Kecamatan Tahuna Barat, Tahuna Timur, Kecamatan Menganitu, Tamako, Kendahe, Menganitu Selatan dan Tatoareng pada tanggal 20 hingga 2 juni 2016.
"Dampak yang ditimbulkan yakni lima orang tewas, dua orang hilang, serta kerusakan rumah dan infrastruktur senilai Rp 57 miliar," ungkapnya.
Lanjutnya dari data yang ada sebanyak 44 rumah rusak berat, 116 unit rumah rusak sedang, dan 49 rumah rusak ringan. Kerusakan infrastruktur meliputi rusaknya dasar jembatan 2 unit dan jalan sepanjang kilo meter sehingga mengakibatkan lima kampung dan tiga kecamatan terisolir.
"Sarana pendidikan dan fasilitas umum yang rusak tujuh unit dan kerusakan perkebunan dan pertanian lebih kurang 10 hektar," pungkasnya.
Diketahui sebanyak 610 jiwa pengungsi yang ditampung di dua lokasi yakni gereja Imanuel dan SD Kolongan Beha.
Kesempatan itu pula Gubernur Olly menyerahkan bantuan uang tunai secara langsung senilai 500 juta dan sembako, tenda, tikar, selimut dan lain-lainnya kepada para pengungsi di Kelurahan Apengsembeka Kecamatan Tahuna dan Kelurahan Kolongan Akembawi, Kelurahan Kolongan Beha KecamatanTahuna Barat.
Turut hadir, unsur Forkopimda, Asisten 1, Jhon Palandung, Kaban Kesbangpol, Edwin Silangen, Kaban BPBD, Noldy Liow, , Kadis PU, JE Kenap, Kadinsos, Grace Punuh, Kadinkes, Jemmy Lampus, Karo Pemerintahan dan Humas, Jemmy Kumendong, Karo Umum Jemmy Ringkuangan serta Kabag Humas Roy Saroinsong.
(ROKER)
0 komentar:
Post a Comment