Pasalnya, aktifitas ilegal yang dilakukan para perusak alam nyata-nyata dilakukan, bahkan hampir semua wilayah kota Bitung nyaris di "kepung" galian pasir.
Dari informasi penambangan pasir diduga ilegal yang terbaru ada di Kelurahan Tawaan, Kumersot Kecamatan Ranowulu, Kelurahan Tendeki Kecamatan Matuari dan Kelurahan Girian Permai Kecamatan Girian yang diduga tanpa ijin resmi.
Warga sekitar menyampaikan sangat resah akan aksi lalu lalang mobil galian c yang mondar mandir karena sangat bising serta nyaris merusak jalan.
"Kami meminta agar pihak pemerintah dan polres Bitung tegas dalam menindak aksi galian c tanpa melihat sisi dampak dan perijinan-nya," kata beberapa warga.
Terpisah Kadis Lingkungan Hidup kota Bitung Sadat Minabari mengungkapkan bahwa pihaknya hari ini (Selasa), telah mengecek dilapangan lokasi galian c yang terletak di Kecamatan Matuari.
"Tim DLH telah turun disalah satu aktifitas galian c yang berada di Kecamatan Matuari. Dan memasang papan larangan di lokasi itu,"kata dia ketika dihubungi sejumlah wartawan, melalui Handphone, Selasa (6/11/2018).
"Nah, lokasi galian c lainnya ia belum mengatahuinya,"tamba dia.
Seraya mengungkapan bahwa selama ini aktifitas galian c di Bitung tak miliki ijin lingkungan hidup sejak beberapa tahun terakhir ini. Pihaknya dapati ada kurang lebih puluhan titik galian c di kota Bitung yang tak memiliki ijjn.
"Untuk mendindaklanjuti hal tersebut, kewenangan dari Dinas Energi Sumber Daya Mineral, Pemerintahan Provinsi Sulut,"tandasnya. (Rego)
0 komentar:
Post a Comment