Lodewyk Pusung Sukses Resmikan Sangar Winetin

MINUT, Elnusanews-- Eksistensi Sanggar Winetin Paslaten bagi pelestarian kebudayaan Minahasa tidak lagi diragukan.

Setelah berdiri pada 27 September 2017 lalu, sanggar binaan Mayjen TNI AD (Purn) Lodewyk Pusung itu, akhirnya diresmikan Sabtu (24/11/2018) di Desa Paslaten Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara (Minut).

Peresmian Sanggar Winetin Paslaten berlangsung meriah dengan pesta budaya yang dipusatkan di balai pertemuan sanggar yang dibangun di atas lahan seluas 600 meter persegi.

Hasil pantauan di lapangan, rangkaian kegiatan dibuka dengan atraksi Marching Band Margo Lembean, disusul penanaman pohon cempaka dan wandeeran.

Ada juga pertunjukan Tarian Kenari membuka prosesi adat untuk ‘meneek wia leesal nee raee’ atau peresmian kemudian diikuti ibadah syukur yang dipimpin Pdt Sulfanova Kandijoh Sondakh.

Hukum Tua Paslaten Oktavian Langelo, Camat Kauditan Martho Rasubala dan Pembina Sanggar Lodewyk Pusung, kompak berbusana adat saat menghadiri peresmian sanggar.

Pembina Sanggar Winetin Paslaten Mayjen TNI AD Lodewyk Pusung menjelaskan, perkembangan sanggar sangat baik dalam enam bulan terakhir.

Sedikitnya sudah terbentuk empat grub kolintang anak dengan fasilitas tiga set alat musik kolintang.

“Saya mengajak masyarakat untuk selalu berinovasi dalam melestarikan budaya daerah. Kalau tidak budaya kita bisa punah. Mari jadikan budaya Minahasa berdaya guna bagi pembangunan manusia sepenuhnya,” ujarnya.

Lodewyk menambahkan, Sanggar Winetin memiliki tujuan untuk mengantar alat musik kolintang untuk mendapatkan pengakuan United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (Unesco) sebagai warisan dunia dari Minahasa Utara Sulut.

“Tiga minggu lalu, Unesco sudah mengundang Sekretaris Sanggar (Lydia Katuuk) ke kantor Unesco dan mengundang pemain kolintang untuk tampil di gedung putih. Ini sebuah capaian yang baik. Kedepan, saya juga ingin membangun galeri batik disini. Ada beberapa warga desa yang sudah ikut kursus membatik di Jakarta dan hasilnya baik. Mereka nanti akan menjadi pioner di desa untuk mengembangkan kerajinan batik tulis di Minahasa Utara,” ujar Lodewyk.

Aksi anak-anak Desa Paslaten yang piawai memainkan musik kolintang.

Untuk memaksimalkan produk batik tulis di Minut, Lodewyk berharap agar kedepan ada perhatian dari pemerintah desa untuk memberi bantuan permodalan melalui dana desa.

“Hasil penjualan batik tulis bisa menjadi pendapatan asli desa yang dikelolah BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) serta upah bagi para pengrajin. Dengan demikian, ekonomi warga disini meningkat,” harapnya.

Para penari Tari Kenari, memberikan kue kenari kepada sejumlah tamu.

Hadir dalam peresmian tersebut, Camat Kauditan Martho Rasubala, Hukum Tua Paslaten sekaligus Pembina Sanggar Oktavian Langelo, Dewan Kesenian Minut, Pendiri Sanggar dr Mathilda Pusung Mangindaan serta pengurus sanggar, diantaranya Ketua Sanggar Jeane Pusung SPd, Wakil Ketua Dantje Katuuk, Sekretaris Lydia Katuuk Bs Psy, Bendahara Joudy Lamia dan Koordinator Umum Joseph Item serta tampil sebagai pemandu rangkaian acara pemerhati kesenian Minahasa Utara Jeane Waturandang.

Usai peresmian, diadakan pertunjukan Kolintang Kolosal Sanggar, parade Rera wo Taretumou Duta Budaya Minut, perlombaan Lili Royor, penampilan Grup Kolintang Kids Coach Ambro, Penampilan Grup Kolintang Winetin Kids dan Winetin Sekami didampingi pelatih Reymond Katuuk, Lomba Tetambaken, atraksi Tari Lenso kolaborasi Kolintang dan Vocal Pembina Sanggar Winetin Paslaten. (Tommy)

12:43 AM