MANADO, Elnusanews – Wakil
Walikota Manado Mor D Bastian SE yang menghadiri acara pembukaan
kegiatan Musrenbang Regional Sulawesi 2020, yang intinya membahas Rencana Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD) tahun 2020. Pada kesempatan itu, Pemkot Manado mendapat
peringkat ke-2 Penghargaan Pembangunan Daerah Provinsi Sulut tingkat
Kota/Kabupaten Tahun 2019.
Walikota Manado DR GS Vicky Lumentut (GSVL) menghadiri penutupan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Regional Sulawesi Tahun 2020, yang digelar di salah satu hotel di Jl Sudirman, Kota Manado, Senin (01/04/2019) malam.
Dalam acara penutupan kegiatan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro, menilai, ekonomi Sulawesi stabil.
Hal itu ditentukan oleh dua faktor. Pertama, struktur kepemilikan ekonomi di Sulawesi berbasis masyarakat, artinya kegiatan ekonomi di Sulawesi khusus di sektor pertanian adalah milik rakyat dan tidak selalu tergantung pada perusahaan-perusahaan besar.
“Fluktuasi harga komoditas di Sulawesi seperti kopra dan kakao, tidak setajam dengan komoditas sawit dan karet yang banyak ditanam di Sumatera dan Kalimantan,” ujar Bambang.
Faktor kedua yaitu hilirisasi ekonomi dalam rangka meningkatkan nilai tambah komoditas, Sulawesi yang tercepat.
“Contohnya tanaman kakao, banyak bermunculan pabrik pengolahan kakao. Artinya, tanamannya dari Sulawesi, nilai tambahnya juga di Sulawesi. Demikian pula untuk penambangan dan pengolahan nikel yang ada di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Inilah kelebihan Sulawesi yang saya harapkan dapat terus ditingkatkan oleh pemerintah daerah,” tukas Bambang.
Hadir juga dalam acara tersebut antara lain Gubernur Sulut Olly Dondokambey, Wagub Sulut Steven Kandouw, Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw.
(moris)
Walikota Manado DR GS Vicky Lumentut (GSVL) menghadiri penutupan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Regional Sulawesi Tahun 2020, yang digelar di salah satu hotel di Jl Sudirman, Kota Manado, Senin (01/04/2019) malam.
Dalam acara penutupan kegiatan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro, menilai, ekonomi Sulawesi stabil.
Hal itu ditentukan oleh dua faktor. Pertama, struktur kepemilikan ekonomi di Sulawesi berbasis masyarakat, artinya kegiatan ekonomi di Sulawesi khusus di sektor pertanian adalah milik rakyat dan tidak selalu tergantung pada perusahaan-perusahaan besar.
“Fluktuasi harga komoditas di Sulawesi seperti kopra dan kakao, tidak setajam dengan komoditas sawit dan karet yang banyak ditanam di Sumatera dan Kalimantan,” ujar Bambang.
Faktor kedua yaitu hilirisasi ekonomi dalam rangka meningkatkan nilai tambah komoditas, Sulawesi yang tercepat.
“Contohnya tanaman kakao, banyak bermunculan pabrik pengolahan kakao. Artinya, tanamannya dari Sulawesi, nilai tambahnya juga di Sulawesi. Demikian pula untuk penambangan dan pengolahan nikel yang ada di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Inilah kelebihan Sulawesi yang saya harapkan dapat terus ditingkatkan oleh pemerintah daerah,” tukas Bambang.
Hadir juga dalam acara tersebut antara lain Gubernur Sulut Olly Dondokambey, Wagub Sulut Steven Kandouw, Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw.
(moris)
0 komentar:
Post a Comment