• Berita Terbaru

    September 05, 2021

    elnusanews/com , September 05, 2021

    Dikda Sulut Gelar Pelatihan Teknis Proktor Jenjang SD di Kab/Kota



    SULUT,Elnusanews - Evaluasi dalam rangka pengendalian mutu
    Pendidikan secara nasional telah beberapa kali diubah dan disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan pada masanya. Perubahan bentuk evaluasi Pendidikan bukan baru kali ini berubah, Secara singkat, sejarah perubahan format evaluasi nasional dari masa ke masa.

    Mulai dari:
    • Ujian Penghabisan (1950 – 1964)
    • Ujian Negara (1965 – 1971)
    • Ujian Sekolah (1972 – 1979)
    • Ebtanas dan Ebta (1980 – 2002)
    • Ujian Akhir Nasional (2003 – 2004)
    • Ujian Nasional (2005 – 2019)
    • 2020 UN tidak dilaksanakan
    dikarenakan situasi pandemi
    • 2021 saat ini diubah menjadi Asesmen
    Nasional (AN) Moda pelaksanaanya pun berubahmengikuti perkembangan jaman.
    Kalau sebelum tahun 2015 pelaksanaan
    dengan moda Kertas Pensil; mulai tahun 2015 mulai diujicobakan
    dengan moda Komputer.

    Kepala Dinas Pendidikan Daerah Provinsi Sulut, dr Grace Punuh, membuka secara resmi kegiatan Pelatihan Teknis Proktor Jenjang SD di Kabupaten Kota, bertempat di Hotel Yama Kabupaten Minahasa, Jumat (3/9/2021) dan berakhir pada hari Sabtu (4/9/2021)

    Pada kesempatan itu Kadikda Sulut Grace Punuh membeberkan apa bedanya Asesmen Nasional Sama Ujian Nasional? dijelaskannya bahwa :

    • Metode asesmen, Perbedaan pertamanya ada di metode asesmen. Kalau UN diujikan
    menggunakan fixed test atau satu set soal
    untuk semua peserta.
    Di AKM, soal yang diujikan disesuaikan dengan kemampuan siswa. Bentuk ujiannya pun berbeda, di AKM, soal yang diujikan tidak hanya pilihan ganda melainkan juga pilihan ganda kompleks (jawaban benar lebih dari satu), isian singkat, sampai dengan soal berbentuk esai.

     
    • Hal yang diukur
    Kalau di UN, yang diukur dalam ujian adalah capaian pada kompetensi kurikulum berdasarkan penguasaan materi dalam mata pelajaran. Di Asesmen Nasional, yang diukuradalah kompetensi siswa pada literasi dan numerasi, karakter siswa, dan gambaran lingkungan belajar.

    • Peserta tes, Nah ini yang menarik. Di ujian-ujian akhir sebelumnya, peserta ujian akhir adalah siswa kelas 12 SMA dan 9 SMP. Hal berbeda terjadi di Asesmen Nasional 2021 di mana pesertanya diambil secara acak dari kelas 5 SD, 8 SMP, dan 11 SMA. Jadi, tidak semua siswa akan menjadi peserta nantinya.



    Ia mengatakan kebijakan ini dibuat dengan tujuan supaya siswa yang menjadi peserta Asesmen Nasional 2021 dapat merasakan perbaikan pembelajaran setelah adanya asesmen. Selain itu, kebijakan ini juga bertujuan untuk memberikan gambaran
    dampak dari proses pembelajaran yang
    dilakukan di setiap satuan pendidikan.

    "Pelaporan hasil tes Perbedaan antara UN dengan Asesmen Nasional selanjutnya ada pada pelaporan hasil tes. Jika di UN yang menjadi pelaporan hasil tes adalah nilai tiap siswa, nilai agregat tiap dengan Asesmen Nasional. Di Asesmen Nasional, yang menjadi pelaporan hasil tes adalah nilai agregat tiap sekolah dan nilai agregat per wilayah. Serta Tujuan tes Perbedaan selanjutnya ada pada tujuan tes. Kalau UN, tujuan tesnya adalah pemetaan dan perbaikan pembelajaran. Sedangkan untuk Asesmen Nasional, tujuan tesnya adalah perbaikan pembelajaran serta peningkatan lingkungan belajar yang kondusif," bebernya.


    Lanjut dr Grace Punuh, Jadi, awalnya kita mengenal evaluasi hasil Pendidikan hanya dengan menguji atau menilai siswa. Di tahun 2021 ini, oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan mengambil kebijakan untuk mengevaluasi hasil Pendidikan bukan hanya pada peserta didik saja, melainkan juga mengikutsertakan tenaga pendidik guru dan kepala sekolah untuk dievaluasi.

    "Dengan perubahan subjek evaluasi maka
    kebutuhan pelaksanaan evaluasi tidak lagi
    sekadar menilai kompetensi akademik peserta didik namun lebih difokuskan pada evaluasi secara holistic/menyeluruh untuk mendapatkan peta kondisi Pendidikan pada setiap satuan Pendidikan dan setiap Daerah. Dan hasil dari evaluasi ini menjadi database untuk peningkatan mutu Pendidikan kearah yang lebih baik dan utuh," tuturnya. 


    Dijelaskan Punuh, ASESMEN NASIONAL yang saat ini menjadi program pemerintah dalam rangka peningkatan mutu Pendidikan, dibagi dalam 3 bagian yaitu:


    1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
    Yang pertama adalah AKM.
    AKM ini dirancang untuk mengukur hasil belajar kognitif (literasi dan numerasi) peserta didik. Apa itu Literasi dan numerasi? Kemampuan literasi di sini erat kaitannya sama kemampuan kita dalam memahami suatu informasi dari bacaan.
    Sedangkan untuk numerasi sendiri berkaitan dengan kemampuan mencerna informasi dalambentuk angka atau kuantitatif.

     
    2. Survei Karakter, Bagian kedua adalah survei karakter. Kalau AKM digunakan untuk menguji kemampuan kognitif siswa dalam bidang literasi dan numerasi, survei karakter ini dirancang untuk mengukur capaian belajar siswa dalam bidang sosial emosional berupa pilar karakter dengan tujuan untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila.

    Apa saja profil pelajar Pancasila itu?
    Ada 6 Profil Pelajar Pancasila.

     
    1. Beriman bertakwa kepada Tuhan YME,
    dan berakhlak mulia, 2. Berkebinekaan
    Global, 3. Gotong Royong, 4. Mandiri, 5 Bernalar Kritis, 6.Kreatif.

    3. Survei Lingkungan Belajar Bagian ketiga atau terakhir adalah survei
    lingkungan. Kegiatan ini bertujuan untuk
    mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan
    sekolah.

    "Jika sebelumnya ujian akhir digunakan untuk menguji hasil belajar siswa sebagai syarat kelulusan, Asesmen Nasional boleh dibilang melakukan pengujian secara lebih luas. Hal ini dilakukan dengan tujuan melakukan pemetaan dasar dari kualitas pendidikan yang nyata ada di lapangan. Tidak sebatas pemetaan saja. Kemendikbud juga akan membantu sekolah dan dinas pendidikan daerah dengan cara menyediakan laporan hasil asesmen yang berisi penjelasan profil kekuatan dan area perbaikan tiap sekolah dan daerah. Dalam rangka peningkatan mutu melalui Asesmen ini, mengikut perkembangan zaman, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi merancang moda Asesmen berbasis komputer yang kita kenal saat ini dengan ANBK," ujarnya.

    Dikatakannya, merupakan suatu hal yang baru khususnya untuk jenjang Pendidikan dasar, Tentu saja perlu persiapan yang baik agar program pemerintah ini bisa berjalan dengan baik.

    "Maka PELATIHAN TEKNIS PROKTOR ini dibuat. Selanjutnya dalam melalui PELATIHAN TEKNIS
    PROKTOR diharapkan peran aktif semua
    peserta dalam melatih dan mengembangkan kemampuan teknologi khususnya yang berkaitan dengan Asesmen Nasional Berbasis Komputer ini, Agar saat Kembali ke sekolah, bapak/ibu sekalian dapat menjalankan tugas sebagai tenaga terlatih dan bisa menyukseskan program pemerintah serta memajukan dunia pendidikan di Provinsi Sulawesi Utara," kuncinya.

    Kegiatan ini pun berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. 

    (ROKER)

    • Comments
    • FB Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Dikda Sulut Gelar Pelatihan Teknis Proktor Jenjang SD di Kab/Kota Rating: 5 Reviewed By: elnusanews/com
    Scroll to Top