MINAHASA,Elnusanews - Penemuan fosil kayu oleh warga Desa Tincep, Kecamatan Sonder, Minahasa, seakan menenggelamkan batu akik Sojol "Hercules" Palu. Selain dapat mengangkat beban manusia dan sepeda motor, fosil Tincep tersebut mempunyai khasiat dalam pengobatan dan menghilangkan racun.
Cairan warna merah Iodium dan the susu bisa hilang ketika dicelupkan fosil tersebut. Untuk penderita sakit kepala, jika meminum air dari fosil tersebut tidak lebih dari lima menit langsung hilang sakitnya. Hal ini dibenarkan Kumtua Desa Tincep, Rommy Dapu SSos, kepada sejumlah wartawan Jumat (03/07) kemarin.
"Ini berkat bagi warga Tincep dan masyarakat Minahasa secara keseluruhan. Dengan adanya penemuan fosil ini, Desa Tincep akan semakin dikenal melalui batu ini, tidak kalah dengan Bacan maupun Hercules Sojol Palu," ungkap Kumtua yang telah 14 tahun memimpin desa tersebut.
Selanjutnya Johny Pontoh dan Landi Suwawa, dua warga Desa Tincep, menceritakan penemuan fosil tersebut. "Penemuan fosil ini melalui petunjuk mimpi. Dalam mimpi saya bertemu dengan seorang opa. Selanjutnya opa mengajak saya. Penasaran saya tanyakan kepada opa, maksud memanggilnya," ujar Johny Pontoh, yang didampinggi Pala Robby Pangkey.
Dari rasa penasaran tersebut, dalam mimpi opa menyebutkan dia (Johny, red) akan ditunjukkan apa yang sedang di buru orang saat ini. "Kita mo kase tunjung apa yang banyak orang cari saat ini," ungkap Pontoh, yang beberapa hari kemudian mengajak Landy Suwawa untuk mencari apa yang ditunjukkan opa tersebut dalam mimpi.
"Saya mengajak Landy untuk mencari batu yang ada dalam mimpi. Setelah Landy setuju untuk bersama-sama mencari, kami menuju lokasi yang masih belum diketahui sama sekali," bebernya kepada sejumlah wartawan. Melalui jalan sempit dan terjal, Johni dan Landy akhirnya menemukan sesuai dengan yang ada dalam mimpi tersebut. "Saya melihat ada sebuah longsoran tanah ditebing seperti gua. Dengan upaya keras dan perjuangan kami mencoba mengaruk bongkahan pasir teras.
Tiba-tiba saya mengaruk dan mendapati sebuah batu kecil. Saat menyakini temuan tersebut sebuah batu, kami menggali lebih dalam dalam lagi dan menemukan bongkahan yang lebih besar lagi," sebut Pontoh, dengan menyebutkan waktu itu ada acara penguburan warga. Dengan penemuan tersebut, beberapa kemudian dilakukan pencarian lagi dan menemukan banyak batu sampai 500 kg," sebutnya kepada Elnusanews.com dengan rasa puas.
Ketika ditanya harga jual fosil tersebut, mereka menyebutkan hanya dihargai Rp 250.000 per kg. "Karena yang membeli warga Tincep Desa tetangga , harga yang kami jual Rp 250 ribu per Kg," pungkas Pontoh dan Suwawa, dengan harapan mereka bisa mendapati harga yang pas dengan penemuan ini.
Selanjutnya dilakukan uji coba mengangkat warga dan sepeda motor. Sebelum mencuci tangan dengan air yang direndam fosil, warga dan motor tidak terangkat. Setelah cuci tangan,warga dan motor langsung terangkat terasa ringan. Hal ini kemudian di coba oleh empat wartawan lainnya, motor tersebut terasa ringan diangkat. Dari infomarsi warga setempat dimana lokasi penemuan Fosil tersebut lubang gua sudah mulai tertutup air dan sulit mendapatkan kembali .(Jeffry)
0 komentar:
Post a Comment