Gabriela menjelaskan, ayahnya Petrus Rudolf Sayers saat menikah dengan ibunya Yuke Meiske Pelealu dikaruniai 3 orang putri yakni Pucha Stefanie Sayers, Githa Cristie Margareth Sayers dan Gabriela Syarers. Meski ayah dan ibunya sudah lama berpisah namun ayahnya tidak pernah menggugat cerai ibunya, bahkan dua bulan sebelum ayahnya meninggal ibunya sempat ketemu dengan ayahnya di Jakarta dan diperkenalkan dengan semua orang kantor tempat ayahnya bekerja sebagai istri yang sah, meski ibunya tahu bahwa ayahnya memiliki perempuan lain selain ibunya.
Setelah mendengar ada kecelakaan pesawat dan ayahnya ada dalam daftar penumpang lion air JT 610 tujuan Jakarta –Pangkal Pinang lanjut Gabriela, kakaknya Githa Cristie Margareth Sayers yang saat itu berdomisili di Jakarta langsung menghubungi maskapai untuk memastikan informasi soal daftar penumpang yang diberitakan media elektronik. Berdasarkan laporan kepihak maskapai tersebut Githa yang merupakan salah satu anak korban dimintai DNA untuk dicocokan dengan DNA ayahnya yang menjadi korban kecelakaan pesawat. Dari hasil pencocokan DNA tersebut pihak kepolisian berhasil mengidentifikasi bahwa salah satu korban yang ditemukan tim SAR adalah Petrus Rudolf Sayers.
“Disaat mengambil DNA pihak maskapai menghubungi kakak saya sebagai pelapor, tapi anehnya disaat penyerahan jenazah ke pihak keluarga, oknum yang mengaku istri ayah saya ingin mengambil jenazah untuk dikebumikan di Jakarta, jelas sebagai istri yang sah dan kami anak-anaknya yang lahir dari pernikahan yang sah menolak, sebab kami lebih berhak untuk membawa ayah kami bukan perempuan yang mengaku-ngaku istri bapak tersebut”kata Gabriela saat menemui sejumlah awak media di kantor bupati Minut Rabu (7/11/2018).
Dikatakan Gabriela, ada hal aneh usai proses identifikasi, dimana ada oknum yang mengaku istri ayahnya mengaku berhak atas jenazah ayahnya padahal ayahnya tidak pernah bercerai dengan ibunya dan setahu mereka sebagai anak korban, ayahnya tidak pernah menikah secara sah dengan perempuan lain. Melihat kondisi ini pihaknya bersama kakak dan ibu korban sempat adu mulut dengan oknum perempuan yang mengaku istri ayahnya tersebut karena Gabriela bersama ibu dan kakaknya merasa lebih berhak untuk mengambil jenazah ayahnya untuk dimakamkan di desa Matungkas kecamatan Minahasa Utara tempat ibunya berdomisili.
“Kami sempat beradu mulut dengan perempuan itu di rumah sakit. Pertanyaan kami, apakah orang yang mengaku istri bisa dinyatakan sah hanya dengan pengakuan ?, atau kami yang jelas-jelas sesuai dengan DNA ayah dan ibu kami yang sampai saat ini masih istri sah ayah ?. Saat ini kami hanya mengiginkan ayah kami dikembalikan ke pihak keluarganya yang sah, kami belum berfikir soal asuransi yang akan diberikan, tetapi ayah kami harus berada dipihak kami sebagai istri dan anak-nakanya dari hasil pernikahan yang sah.”tegas Gabriela.
Terkait hal ini, pihaknya meminta kepada pihak lion air dan kepolisian untuk objektif dalam melihat persoalan ini dengan berpegang kepada aspek kebenaran. Siapa yang sah dan berhak untuk membawa jenazah ayah kami pihak maskapai tentunya tahu dan paham berdasarkan analisa dari semua dokumen yang telah kami ajukan.
“Dengan penuh kerendahan hati kami meminta kepolisian dan pihak maskapai untuk mengembalikan jenazah ayah kami ke pihak keluarganya yang sah dan bisa dipulangkan ke Sulawesi Utara untuk dimakamkan di pemakaman umum desa Matungkas tempat kediaman ibunya.”pintanya sambil berurai airmata. (Tommy)
0 komentar:
Post a Comment