SULUT,Elnusanews - Terkait dengan adanya usulan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) perihal pemberlakuan Full Day School, menurut Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti), Arthur D Tumipa MEd, mengatakan alangkah baiknya dibahas serta perlu ditinjau kembali, karena banyak faktor yang mempengaruhi ketika suksesnya pelaksanaan full day school ini.
" Kalau full day scholl itu yang pasti harus dibahas lagi perlu ditinjau lagi, perlu dikaji, karena banyak faktor yang mempengaruhi ketika suksesnya pelaksanaan full day school ini," ujar Tumipa saat dihubungi lewat
handphone pribadinya. Selasa (9/8/16).
Dikatakannya, jika pelaksanaan Full Day School diberlakukan maka ada beberapa faktor yang harus menjadi pertimbangan nantinya seperti, masalah infrastruktur sekolah, masalah tenaga pendidik, serta terkait para siswa nantinya.
" Misalnya, dijadwalkan dari jam 8 sampai dengan jam 5. Misalnya kegiatan belajar, ekstrakurikuler, maka kegiatan-kegiatan ekstra seperti olah raga itu fasilitasnya harus menunjang, begitu pula jika diarahkan ke kesenian, otomatis fasilitas keseniannya juga harus siap ditunjang," ujarnya.
Lanjut, " Kedua, masalah guru-gurunya. Kalau guru-guru negeri mungkin kita bisa siasati, atau bisa full di sekolah. Tapi bagi yayasan-yayasan yang swasta yang tidak ada guru PNS ataupun sekolah-sekolah yang belum mapan dari segi keuangannya bagaimana. Itu berarti harus ada tambahan ekstra untuk tenaga-tenaga pengajar untuk ekstrakurikuler. Intinya apakah sudah siap kepseknya atau tenaga pengajar lainnya," jelasnya pula.
Terkait dengan para siswa yang didalamnya orang tua, Dia mengatakan harus dipertimbangkan lagi, baik oleh orang tua siswa maupun oleh pihak sekolah.
" Nah, ketika para siswa berada di sekolah otomatis mereka harus membawa bekal makanan, minimal sekali makan. Apakah sekolah yang disiapkan atau anak-anak disuruh bawa bekal. Itu harus dipertimbangkan," tukasnya.
Tumipa menandaskan bahwa intinya perlu adanya kesiapan dari pihak sekolah jika program ini dijalankan nantinya.
"Jadi, intinya perlu ada kesiapan dari sekolah itu sendiri, terutama masalah fasilitas dan infrastruktur yang ada, kepala sekolah dan tenaga pendidik, serta dari para siswa yang didalamnya ada orang tua," tandasnya. (RaKa)
" Kalau full day scholl itu yang pasti harus dibahas lagi perlu ditinjau lagi, perlu dikaji, karena banyak faktor yang mempengaruhi ketika suksesnya pelaksanaan full day school ini," ujar Tumipa saat dihubungi lewat
handphone pribadinya. Selasa (9/8/16).
Dikatakannya, jika pelaksanaan Full Day School diberlakukan maka ada beberapa faktor yang harus menjadi pertimbangan nantinya seperti, masalah infrastruktur sekolah, masalah tenaga pendidik, serta terkait para siswa nantinya.
" Misalnya, dijadwalkan dari jam 8 sampai dengan jam 5. Misalnya kegiatan belajar, ekstrakurikuler, maka kegiatan-kegiatan ekstra seperti olah raga itu fasilitasnya harus menunjang, begitu pula jika diarahkan ke kesenian, otomatis fasilitas keseniannya juga harus siap ditunjang," ujarnya.
Lanjut, " Kedua, masalah guru-gurunya. Kalau guru-guru negeri mungkin kita bisa siasati, atau bisa full di sekolah. Tapi bagi yayasan-yayasan yang swasta yang tidak ada guru PNS ataupun sekolah-sekolah yang belum mapan dari segi keuangannya bagaimana. Itu berarti harus ada tambahan ekstra untuk tenaga-tenaga pengajar untuk ekstrakurikuler. Intinya apakah sudah siap kepseknya atau tenaga pengajar lainnya," jelasnya pula.
Terkait dengan para siswa yang didalamnya orang tua, Dia mengatakan harus dipertimbangkan lagi, baik oleh orang tua siswa maupun oleh pihak sekolah.
" Nah, ketika para siswa berada di sekolah otomatis mereka harus membawa bekal makanan, minimal sekali makan. Apakah sekolah yang disiapkan atau anak-anak disuruh bawa bekal. Itu harus dipertimbangkan," tukasnya.
Tumipa menandaskan bahwa intinya perlu adanya kesiapan dari pihak sekolah jika program ini dijalankan nantinya.
"Jadi, intinya perlu ada kesiapan dari sekolah itu sendiri, terutama masalah fasilitas dan infrastruktur yang ada, kepala sekolah dan tenaga pendidik, serta dari para siswa yang didalamnya ada orang tua," tandasnya. (RaKa)
0 komentar:
Post a Comment