DEPROV,Elnusanews - Terjadinya penurunan terhadap APBD Perubahan disebabkan karena pertumbuhan ekonomi pada sektor yang belum memberikan kontribusi yang signifikan pada pembelian kendaraan bermotor dan industri pertanian, konstruksi perdagangan dan transportsasi.
Hal tersebut ditegaskan Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Olly Dondokambey saat membacakan tanggapan gubernur terhadap Ranperda APBD P saat rapat paripurna dalam rangka pemandangan umum fraksi-fraksi atas Ranperda APBD-P 2016. Senin (26/9/16) sore.
Dalam rapat paripurna yang dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw, Gubernur Olly mengatakan bahwa hal tersebut sangat mempengaruhi penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang merupakan pemberi kontribusi terbesar pajak daerah.
"Terdata sampai dengan 31 Agustus 2016 penerimaan BBNKB baru mencapai 55,17 persen. Hal ini kami sudah berkoordinasi dengan Polda Sulut karena target kita kemarin dalam penetapan ada APBD kita terjadi selisih jumlah yang ditetapkan daftar kendaraan dari Polda dan Dispenda," jelasnya.
Lebih lanjut gubernur Olly menandaskan kedepan pemprov akan berkoordinasi lebih baik dengan pihak Polda untuk bersama-sama agar supaya penerimaan BBNKB ini akan mencapai maksimal seperti apa yang kita harapkan.
Hal lain yang disampaikan gubenur Olly terkait dengan menurunnya APBDP yakni mengenai bahan bakar kendaraan bermotor yang disebabkan oleh terus menurunya harga Bahan Bakar Minyak. Menurutnya dengan beredarnya produksi Low Top and Green Car juga akan mempengaruhi turunnya konsumsi BBM.
"Hal ini pemerintah Sulut akan meminta kepada BPKP agar supaya bisa mengaudit jumlah minyak yang beredar di Sulut yang dikeluarkan oleh Pertamina baik swasta yang yang digunakan untuk industri agar supaya kami dapat memahami berapa besar jumlah sebenarnya yang diperlukan," pungkasnya. (RaKa)
0 komentar:
Post a Comment