SULUT,Elnusanews – Para pemuka agama bersama
lintas profesi yang terdiri dari dokter, bidan, perawat, dan jurnalis di Sulawesi
Utara pada hari Jumat (20/07) menyatakan siap mendukung imunisasi Campak dan Rubella
(MR) dengan target cakupan kurang lebih 600 ribu anak di 15 kab/kota di
provinsi Sulawesi Utara. Imunisasi
massal MR akan dilaksanakan gratis pada 1 Agustus sampai dengan 31 September
2018 mendatang.
Pernyataan dukungan disampaikan
dalam Pertemuan Media Briefing Kampanye Nasional Imunisasi MR yang mengundang Forum
Kerukunan Umat Beragama bersama Pimpinan organisasi Agama, Profesi dan Humas
Pemerintah dalam mendukung imunisasi massal MR yang dihadiri oleh Ketua Majelis
Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Utara, KH Abdul Wahab Gafur, Lc., Ketua IDI
Wilayah Sulawesi Utara, dr. Franky Maramis, Ketua IBI, Maria Dondokambey, Ketua
PPNI, Jon Tangka dan Koord JIPS, Rolf Lumintang, Jumat (20/7/2018) di salah satu Hotel di Manado.
Sebelumnya Pdt. Dr. Hein Arina dari
Sinode GMIM telah menerbitkan surat Himbauan kepada seluruh majelisnya di
tingat wilayah dan masyarakat sebagai dukungan terhadap Kampanye MR di Sulawesi
Utara
“Imunisasi merupakan Hak
anak-anak kita, maka dengan sukacita iman dihimbau kepada seluruh warga jemaat
memberikan dukungan, kami ingin setiap anak di Bumi Nyiur Melambai mendapatkan
kesehatan fisik dan rohani yang baik,” ujar Pdt. Hein Arina.
Ketua MUI mengatakan
setiap lapisan dan tokoh masyarakat berpengaruh di Sulawesi Utara mengemban
tugas untuk menjadi teladan sekaligus corong sosialisasi untuk kemaslahatan
umat termasuk untuk imunisasi MR.
“Imunisasi ini penting
dan dibolehkan sepanjang menjadi upaya kunci untuk menjaga kehidupan dan masa
depan setiap anak. Bila seluruh lapisan masyarakat khususnya tokoh masyarakat
agama dan para professional bekerja sama untuk mendukung pelaksanaan imunisasi
ini maka Insya Allah, kita bisa menyelamatkan satu generasi bangsa, “ ujar KH
Abdul Wahab Gafur.
Sekitar 600 ribu anak usia sembilan
bulan sampai kurang dari 15 tahun akan menjadi sasaran vaksinasi Campak dan
Rubella di propinsi Sulut. Saat ini sudah terdata sekitar 591.775 anak di 15
kab/kota yang menjadi sasaran imunisasi MR. Sebagian kabupaten di propinsi Sulut
dinyatakan sebagai daerah yang rentan resiko, karena merupakan wilayah
kepulauan dan faktor akses yang terbatas.
Kampanye Imunisasi Campak dan
Rubella di Sulut ini merupakan bagian dari program nasional di 28 propinsi
diluar pulau Jawa, yang menyasar sekitar 32 juta anak. Kegiatan ini merupakan
tahap kedua imunisasi Campak dan Rubella yang sebelumnya (tahap pertama) telah
dilaksanakan pada bulan Agustus dan September 2017, di seluruh pelosok pulau
Jawa yang berhasil menyasar sekitar 36 juta anak.
Pemerintah Indonesia berkomitmen
untuk mengentaskan Campak dan Rubella pada tahun 2020. Terkait imunisasi massal
Campak dan Rubella, pemerintah telah menetapkan target capaian nasional 95
persen dengan ketentuan tidak ada daerah yang berada di bawah angka capaian 80
persen untuk memastikan keberhasilan kampanye ini. Hanya dengan cakupan
imunisasi diatas 95% mata rantai penularan penyakit campak dan rubella ini bisa
diputus.
Imunisasi merupakan upaya pencegahan
yang telah terbukti efektif dari sisi manfaat dan biaya dalam menurunkan angka
kesakitan dan kematian serta kecacatan pada bayi dan balita akibat penyakit
yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi. Pemerintah sebelumnya telah
berhasil mewujudkan Indonesia bebas penyakit Cacar, Polio, dan Tetanus,
harapannya di masa mendatang kita juga mampu membebaskan anak-anak Indonesia
dari Campak dan Rubella.
Pelaksana Tugas Harian Kepala Dinas
Kesehatan, dr Rima Lolong, Mkes mengatakan pemberian imunisasi merupakan upaya
pemerintah untuk memenuhi hak anak Indonesia di dalam mencapai status kesehatan
yang setinggi-tingginya.
“Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara
melalui Dinas Kesehatan sudah turun langsung ke seluruh Kab/Kota untuk
melakukan advokasi dan sosialisasi terkait Kampanye MR yang akan dilaksanakan
serentak di bulan Agustus dan September 2018 mendatang. Tugas kami memastikan
seluruh persiapan agar setiap anak mendapatkan imunisasi MR. Harapan kami
melalui pertemuan media ini rekan-rekan media dan wartawan ikut membantu
memberikan informasi yang benar dan tepat di masyarakat”
Perwakian UNICEF, Dr
Halik Malik MKM, menambahkan bahwa pertemuan dengan media ini sangat strategis
terutama peran media dalam kampanye ini adalah untuk menyajikan pemberitaan
yang akurat dan obyektif serta menjadi penjernih atas berita hoaks terkait
imunisasi.
“Masyarakat dunia baik
di tingkat global maupun lokal patut bersyukur bisa terhindar dari wabah
penyakit salah satunya berkat imunisasi sehingga perlu untuk ikut memberikan
dukungan minimal mengkomunisasikan hal-hal yang positif terutama para tokoh
agama dan tokoh masyarakat serta media massa yang menjadi rujukan informasi
termasuk para penggiat sosial media.”
“Setiap pemimpin di
masyarakat agar berperan aktif mendukung imunisasi MR dan memastikan setiap
anak di komunitas masing-masing mengikuti imunisasi. Setiap masyarakat dimanapun
tentu memiliki hubungan emosional yang dekat dengan pemimpin/tokohnya.“ ujar Halik.
Pemerintah Indonesia telah
menetapkan target capaian nasional 95 persen dengan ketentuan tidak ada daerah
yang berada di bawah angka capaian 80 persen untuk memastikan keberhasilan
kampanye ini.
Kabag Humas pemprov Sulut, Christian Iroth
dalam materinya menambahkan bahwa peran media sangat sentral dalam pelaksanaan program-program
strategis pemerintah, termasuk untuk mensukseskan Kampanye MR di Sulawesi
Utara.
“Kampanye Nasional imunisasi ini
perlu massif tetapi juga harus tepat dan akurat, disamping itu rekan
media/wartawan diharapkan tidak terpancing untuk menghadirkan polemik di
masyarakat, namun sebaliknya ikut mencerdaskan dan menjadi pedoman bagi
masyarakat melalui pemberitaan-pemberitaan yang positif”
Karakter masyarakat Sulawesi Utara
yang terbuka dan maju menjadi modal penting suksesnya Kampanye MR di daerah
ini. Disamping itu sosialisasi yang terstruktur, sistematis, dan massif juga
diperlukan untuk keberhasilan kampanye MR. Artinya bukan banyaknya berita yang
terkait Imunisasi MR tetapi seberapa besar kontribusi setiap berita tersebut
dalam mendukung pelaksanaan Kampanye sehingga partisipasi tinggi dan merata
agar seluruh anak di sebuah wilayah tercakup imunisasi.
Penyakit Rubella terkadang tidak menunjukkan tanda tanda signifikan atau jelas pada anak. Akan tetapi, jika dilakukan pencegahan sejak dini dapat menghindarkan anak dari kebutaan, kepala kecil, katarak hingga gangguan pendengaran. Sementara itu, untuk campak jika tidak dilakukan pencegahan sejak awal dapat menyebabkan anak terkena radang paru, radang otak, kebutaan hingga gizi buruk.
Pernyataan Komitmen
dukungan terhadap Kampanye Nasional Imunisasi MR
Program
imunisasi Campak dan Rubella atau Measles-Rubella (MR) di Indonesia menyasar
sekitar 70 juta anak yang terdiri atas 2 tahap yakni fase I tahun 2017 di 6
provinsi di pulau Jawa yang telah mencakup 36 juta anak dan fase 2 tahun 2018
di 28 provinsi lainnya yang menargetkan 31.963.000 anak usia 9 bulan – 15
tahun. Provinsi Sulawesi Utara memiliki sasaran sekitar 591.775 anak di 15
Kab/Kota.
Keberhasilan
program ini sangat penting dalam pembangunan kesehatan anak di Indonesia. Untuk
itu, diperlukan adanya komitmen dan dukungan bersama untuk mensukseskan
kegiatan ini.
Berbagai
pemangku kepentingan (stakeholders)
ikut berkomitmen untuk mensukseskan Kampanye Nasional Imunisasi MR dan program
imunisasi rutin agar berhasil menjangkau setiap anak dengan angka cakupan
sasaran minimal 95% persen di setiap wilayah.
Melalui
berbagai upaya dan ikhtiar diantaranya dalam bentuk komunikasi, informasi, edukasi,
advokasi, dan sosialisasi dalam rangka mensukseskan pelaksanaan imunisasi MR
pada bulan Agustus dan September tahun 2018, kami berkomitmen untuk
mensukseskan Kampanye Nasional Imunisasi MR di Provinsi Sulawesi Utara.
0 komentar:
Post a Comment