SULUT, Elnusanews - Gubernur Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey,SE, Ketua
TP-PKK Sulut, Ir. Rita Maya Dondokambey-Tamuntuan, Wakil Gubernur Drs.
Steven Kandouw, Wakil Ketua TP PKK Sulut, Dr. Kartika Devi Kandouw
Tanos, bersama Pangdam XIII Merdeka Mayjen TNI. Tiopan Aritonang,
Kapolda Sulut Irjen. Pol. R Sigid Tri Hardjanto dan Danrem 131/Santaiago
Brigjen TNI. Robert Giri beserta jajaran Forkopimda Sulut, Pejabat TNI
Polri dan jajarannya, menyambut kedatangan Presiden RI Ir. Joko Widodo
bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo di Bandara Sam Ratulangi Manado,
Kamis (4/7/2019) sekitar pukul 11:00 Wita.
Maksud kedatangan atau kunjungan kerja dari Presiden Jokowi kali ini antara lain untuk meninjau KEK Likupang, Menyerahkan Sertifikat Tanah, Meninjau Pelabuhan Manado, Meninjau KEK Bitung.
RENCANA PENGEMBANGAN/PEMBANGUNAN BANDAR UDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI
Usai menempuh perjalanan selama kurang lebih tiga jam dari Jakarta,
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo langsung meninjau
lokasi yang direncanakan sebagai tempat perluasan bandara tersebut.
Di lokasi itu, Kepala Negara mendapatkan penjelasan dan pemaparan data
mengenai proyek perluasan bandara oleh Direktur Operasi Angkasa Pura I,
Wendo Asrul Rose.
“Pertama, terminal di sini kita lihat memang sudah tidak mencukupi lagi
apabila yang ingin datang (turis) kita terima semua. Kedua, runway-nya
juga masih kurang panjang apabila pesawat berbadan lebar ingin turun di
Manado,” ujar Presiden menjelaskan kondisi bandara Sam Ratulangi selepas
peninjauan pada Kamis, 4 Juli 2019.
Masuknya wisatawan asing ke Kota Manado selama beberapa tahun belakangan
memang meningkat dan mendongkrak tingkat penerbangan internasional.
Permintaan akan perluasan bandara oleh para agen perjalanan wisata dan
konsumen sendiri juga sering terdengar.
“Oleh sebab itu sudah kita perintahkan agar segera dibangun terminal
yang baru. Akan dimulai nanti bulan September ini dan akan diselesaikan
Agustus 2020,” kata Presiden.
Program perluasan Bandara Sam Ratulangi sebagai pendukung industri
pariwisata Sulawesi Utara direncanakan akan menjadikan terminal bandara
yang semula seluas 26.000 meter persegi menjadi 56.000 meter persegi.
Perluasan tersebut diperkirakan akan dapat melayani hingga 6 juta
penumpang per tahun dari yang sebelumnya berada pada kisaran 2,5 juta
orang per tahun.
Bersamaan dengan perluasan bandara tersebut, pemerintah juga akan
membangun sekaligus membenahi kawasan-kawasan wisata yang ada di
sekitarnya. Hal inilah yang menjadi tujuan utama Presiden Joko Widodo
melakukan kunjungan kerja ke Sulawesi Utara hari ini.
“Kita juga akan masuk ke produknya. Pembangunan-pembangunan yang berada
pada kawasan-kawasan wisata yang ada di sini ini juga paralel harus
segera selesai. Oleh sebab itu saya ke sini untuk mengecek satu-satu
biar terintegrasi,” ujar Presiden.
Sejumlah jajaran terkait juga turut serta bersama dengan Presiden Joko
Widodo untuk membahas tuntas pengembangan pariwisata di provinsi yang
dinobatkan sebagai The Rising Star dalam sektor pariwisata Indonesia.
Diantaranya Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution,
Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi
Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Hukum dan HAM
Yasonna Laoly, dan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey.
“Semua kementerian ikut, Angkasa Pura ikut, Gubernur ikut, nanti Bupati
dan Wali Kota juga ikut bersama-sama. Ini kalau enggak diintegrasikan
enggak akan selesai-selesai padahal turisnya sudah ingin
berbondong-bondong ke sini,” tuturnya.
Apabila terlaksana, Presiden Joko Widodo berharap agar perluasan Bandara
Sam Ratulangi tersebut dapat semakin meningkatkan industri pariwisata
Sulawesi Utara dan memberikan kemudahan bagi masyarakat setempat untuk
mendapatkan layanan transportasi udara yang lebih baik.
Masih dihari yang sama, Presiden Joko Widodo didampingi Gubernur
Sulawesi Utara Olly Dondokambey langsung meninjau rencana pengembangan
kawasan pariwisata yang terletak di KEK Tanjung Pulisan, Likupang,
Kabupaten Minahasa Utara.
Pada kesempatan itu, Jokowi mengatakan bahwa pengembangan Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) untuk memajukan pariwisata dan perekonomian daerah
memerlukan kesinambungan dan kerja sama seluruh pihak, baik pemerintah
pusat, pemerintah daerah, maupun swasta.
“Kita ini turisnya yang mau ke sini itu banyak dan akan semakin banyak
kalau kita siap. Oleh sebab itu, perlu kerja yang terintegrasi antara
pemerintah daerah baik kota, provinsi, kabupaten, dan pusat. Harus
sambung semua,” ujar Jokowi.
PRESIDEN JOKO WIDODO KUNJUNGI LOKASI KEK TANJUNG PULISAN-LIKUPANG MINUT
Dalam hal pengajuan wilayah untuk KEK Tanjung Pulisan yang hari ini
disambangi Presiden misalnya, banyak persoalan dan pengambilan kebijakan
yang membutuhkan koordinasi antara berbagai pihak untuk dapat segera
diselesaikan. Maka itu, dalam kunjungannya kali ini, Presiden hendak
memastikan bahwa semua kendala yang ada dapat segera teratasi.
“Ini mau kita selesaikan biar investasi itu langsung datang. Kalau
enggak rampung-rampung, payung hukumnya enggak selesai-selesai, ya
enggak akan mulai-mulai,” tuturnya.
Pemerintah pusat sendiri memberikan dukungan penuh dan investasi berupa
pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata di Sulawesi Utara.
Beberapa di antaranya ialah perluasan terminal bandara Sam Ratulangi di
Manado, pelebaran jalan menuju lokasi wisata, dan pembangunan jalan tol
yang akan memudahkan wisatawan menuju lokasi.
Presiden juga mengingatkan, seiring dengan peningkatan wisatawan yang
datang ke Sulawesi Utara dan KEK Tanjung Pulisan nantinya, maka provinsi
tersebut memerlukan ketersediaan sarana akomodasi yang mampu menampung
arus wisatawan yang bertambah.
“Di Sulawesi Utara butuh tambahan hotel banyak sekali. Yang menyampaikan
itu maskapai dan biro perjalanan. Banyak sekali yang ingin datang ke
sini. Tapi di sini ada yang sudah siap, ada yang belum siap. Ini
pemerintah pusat ingin membackup hal-hal yang belum siap tadi,” ucap
Jokowi.
Di sisi lain, untuk mendukung upaya pemerintah tersebut, Kepala Negara
juga menyampaikan bahwa pihaknya memerlukan partisipasi dari masyarakat.
Masyarakat disebutnya memainkan peranan penting dalam penciptaan budaya
dan kebiasaan yang ramah terhadap wisatawan sehingga para pendatang
merasa nyaman untuk berwisata di tempat itu.
“Yang berkaitan dengan budaya. Budaya bersih, budaya senyum, budaya
melayani, dan tentu saja yang berkaitan dengan misalnya hal-hal yang
kecil seperti urusan restoran dan kebersihan toiletnya. Ini tidak mudah.
Ini pekerjaan besar,” ujar Presiden.
Dirinya juga meminta kepada pemerintah daerah, bekerja sama dengan
Kementerian Pariwisata, untuk merencanakan atraksi wisata yang rutin
sehingga Sulawesi Utara memiliki agenda wisata yang terjadwal dan layak
untuk dikunjungi wisatawan mancanegara.
“Pemerintah daerah dan Kementerian Pariwisata membuat annual event yang
pasti. Jadi orang ke sini itu ada terus yang ditonton. Minimal setiap
minggu itu harus ada. Sabtu-Minggu ada tontonan. Di sini kan banyak
tontonan budaya entah di Manado atau KEK-nya,” tandasnya.
PRESIDEN SERAHKAN LANGSUNG 2.000 SERTIFIKAT TANAH KEPADA MASYARAKAT SULUT
Usai meninjau KEK Likupang, Jokowi dan Gubernur Olly beserta jajaran
kabinet membagikan sertifikat tanah untuk ribuan masyarakat di Graha
Gubernuran Bumi Beringin, Kota Manado. Pada kegiatan kali itu, Jokowi
telah secara simbolis membagikan 2.000 sertifikat kepada masyarakat
Sulawesi Utara.
Di hadapan masyarakat, Jokowi juga memuji kebijakan Gubernur Olly yang
membebaskan seluruh biaya administrasi pengurusan sertifikat tanah bagi
masyarakat Sulut.
“Bapak dan ibu di Sulawesi Utara beruntung punya Pak Olly. Karena biaya
administrasi sertifikat sudah ditanggung pemerintah daerah,” kata
Jokowi.
Lanjut Jokowi, program sertifikat tanah itu penting dan memiliki manfaat besar sebagai tanda bukti sah hak atas tanah.
“Simpan bak-baik sertifikat tanahnya. Difotokopi, diberi plastik,
disimpan di tempat yang aman jarena sertifikat tanah ini adalah tanda
bukti hak hukum atas tanah yang kita miliki,” beber Jokowi.
Jokowi memberikan gambaran zaman dulu hanya 500 ribu bidang tanah yang
bisa disertifikat dalam setahun. Artinya, seorang masyarakat perlu waktu
kira-kira 160 tahun agar tanahnya bisa disertifikat.
“Siapa yang mau menunggu 160 tahun? Ayo maju sini, saya kasih sepeda gratis,” kata Jokowi.
Jokowi juga meminta kepada seluruh masyarakat agar bijak dalam menggunakan sertifikat.
“Tidak masalah sertifikatnya disekolahkan tapi harus bijak, harus
dipakai untuk modalnya untuk usaha, kerja atau investasi. Jangan untuk
konsumtif,” kunci Jokowi.
ROMBONGAN PRESIDEN SEMPATKAN DIRI MELIHAT JENDELA INDONESIA SERTA KULINER MANADO
Dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Sulawesi Utara, Kamis, 4 Juli 2019,
Presiden Joko Widodo mendengar ada banyak wisatawan mancanegara yang
berkunjung ke sejumlah destinasi wisata di provinsi tersebut. Tampaknya,
hal tersebut menumbuhkan rasa ingin tahu Presiden akan destinasi wisata
yang dimaksud.
Kurang lebih pada pukul 21.00 WITA Kepala Negara memutuskan untuk
menyambangi dan melihat langsung salah satu destinasi wisata populer di
daerah tersebut, yakni Jendela Indonesia yang berlokasi di Jalan Piere
Tendean, Sario Tumpaan, Sario, Kota Manado.
Sesampainya di lokasi, Presiden langsung mengunjungi gerai yang menjual
produk kuliner setempat. Kepala Negara juga ingin mengetahui sejumlah
fasilitas publik yang ada untuk mengetahui kesiapan pengelola dan
masyarakat dalam hal kenyamanan dan kebersihan area wisata.
“Sekarang kerja enggak bisa makro. Mikro (detail) harus diikuti sehingga
betul-betul tampak mana yang harus di- backup oleh pemerintah pusat,
mana yang bisa dikerjakan pemerintah provinsi, mana yang swasta,” kata
Presiden mengenai kunjungannya itu.
Jendela Indonesia adalah sebuah tempat wisata di Kota Manado yang dalam
2,5 tahun belakangan sukses berkembang menjadi sebuah pusat aktivitas
wisata. Pusat kuliner yang mengedepankan hidangan khas Indonesia serta
UKM-UKM lokal yang menjajakan produk yang menjadi pelengkap daya tarik
objek wisata di dekat pantai yang oleh warga setempat disebut Boulevard
Manado.
“Di sini menurut saya ada sebuah peluang besar untuk menarik wisatawan,
turis, yang itu akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang baik
bagi Provinsi Sulawesi Utara,” ujar Kepala Negara.
Melalui kunjungannya malam ini, Presiden melihat adanya potensi yang
sangat besar bagi objek wisata tersebut untuk menarik lebih banyak lagi
wisatawan. Pemerintah, bersama dengan pemerintah daerah dan swasta, juga
akan memberikan dorongan dan dukungan dalam membenahi atau
menyempurnakan fasilitas-fasilitas publik di sekitar kawasan itu.
“Ternyata peminatnya (wisatawan) sangat banyak. Seiring dengan itu, fasilitasnya jangan terlambat diperbaiki,” tuturnya.
Presiden sendiri bersama jajaran terkait rencananya akan membicarakan
lebih detail mengenai segala urusan yang berkaitan dengan pariwisata di
Sulawesi utara.
“Mungkin besok sebelum terbang ke Jakarta kita mau rapat terbatas untuk
urusan tata ruang yang menghambat. Harus diselesaikan,” ucapnya.
“Jangan sampai regulasi-regulasi yang ada itu tidak memberikan
kecepatan, tapi malah menghambat keputusan-keputusan lapangan,” Presiden
menambahkan.
PRESIDEN JOKOWI BERSAMA ROMBONGAN MENGUNJUNGI LOKASI WISATA TAMAN LAUT BUNAKEN SERTA BERINTERAKSI DENGAN MASYARAKAT SEKITAR
Adapun pada hari kedua, Jumat (5/7/2019) pagi, Presiden Jokowi bersama
Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Jajaran Kabinet serta Gubernur Olly
Dondokambey,SE meninjau destinasi wisata yang ada di provinsi tersebut.
Keduanya menyambangi Taman Nasional Bunaken yang dikenal memiliki keindahan bawah laut dan kaya akan keanekaragaman hayati.
“Kita ingin melihat lapangan di mana ada potensi-potensi yang bagus,
yang dipakai untuk pariwisata. Tapi memang ini adalah area konservasi
yang juga harus hati-hati,” ujar Presiden Jokowi saat berada di Dermaga
Bunaken.
Presiden dan rombongan bertolak menuju lokasi dari dermaga yang berada
di area hotel tempat menginap dengan menaiki kapal Bunaken Crystal 7.
Setelah kurang lebih 45 menit perjalanan, rombongan tiba di Dermaga
Bunaken dan berganti kapal khusus yang dilengkapi ruang bawah kapal
untuk menuju laut lepas dan menikmati kecantikan ikan-ikan tropis serta
terumbu karang yang eksotis di salah satu perairan di tempat dengan
biodiversitas tertinggi di dunia.
Terkesima dengan keindahan bawah laut Taman Nasional Bunaken, Presiden
Joko Widodo berharap potensi pariwisata yang ada di lokasi itu terus
dirawat dan dipelihara dengan baik.
Menurutnya, lokasi tersebut dapat menjadi salah satu kekuatan pariwisata terbesar di Sulawesi Utara di masa mendatang.
"Saya kira ini potensi yang sangat baik, tapi memang harus dirawat dan
dijaga jangan sampai sampah plastik masuk ke sini. Dulu banyak, sekarang
tadi saya lihat sudah (bersih) karena rutin dari pemerintah daerah
selalu membersihkan sampah-sampah lautnya,” ujarnya.
Sadar akan potensi besar tersebut, pemerintah pusat langsung bergerak
untuk menjadikan salah satu kawasan wisata tersebut lebih tertata dan
terintegrasi. Ke depannya, destinasi wisata bawah laut tersebut
diperkirakan akan jauh lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan, khususnya
wisatawan asing, seiring dengan pembangunan infrastruktur pendukung
pariwisata Sulawesi Utara oleh pemerintah sehingga memerlukan
perencanaan yang matang.
“Ini mau dibuat perencanaan dulu untuk membuat klaster-klaster sehingga
penduduknya di sebelah mana jelas, tempat wisata di mana jelas, area
konservasinya di mana juga jelas,” kata Kepala Negara.
Kawasan wisata tersebut memang menjadi salah satu magnet pariwisata
Provinsi Sulawesi Utara. Setiap tahunnya, pemerintah setempat menggelar
Festival Pesona Bunaken yang selalu diminati wisatawan asing.
Terkait hal itu, Presiden menegaskan bahwa pihaknya berkejaran dengan
waktu dan permintaan yang semakin meningkat dari para wisatawan.
Maka itu, pemerintah pusat berkomitmen memberikan dukungan penuh bagi pengembangan pariwisata di Sulawesi Utara.
“Kita ke lapangan ingin mengejar itu. Kalau biasa-biasa saja kita
mungkin enggak (upaya), tapi ini ada keadaan luar biasa yang turis ingin
masuk dan kita harus menyiapkan,” tuturnya.
Menurutnya, pembenahan dan pengembangan serupa juga akan dilakukan di
destinasi wisata yang ada di provinsi lain yang memiliki potensi untuk
dikembangkan lebih jauh.
Dalam beberapa waktu mendatang, Presiden berencana untuk mulai turun ke
destinasi lain, salah satunya Labuan Bajo yang ada di NTT, untuk turut
memberikan dukungan bagi pemerintah setempat dalam mengembangkan potensi
pariwisata yang berdampak pada perekonomian daerah.
“Artinya, anggaran yang kita gunakan ini harus memberikan dampak
pertumbuhan ekonomi kepada masyarakat. Kita mulai ke sana. Jadi
infrastruktur itu betul-betul memberikan dampak terhadap investasi dan
dampak kepada masyarakat,” imbuhnya.
PRESIDEN JOKOWI MELIHAT LANGSUNG KONDISI PELABUHAN BITUNG SERTA JEMBATAN YANG MENGHUBUNGKAN ANTARA KOTA BITUNG DAN PULAU LEMBEH
Selanjutnya, rombongan Presiden Jokowi pun usai dari Bunaken langsung melakukan kunjungan kerja ke Pelabuhan Bitung.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi kembali memuji upaya Gubernur
Sulawesi Utara Olly Dondokambey membangun konektifitas melalui jembatan
yang akan menghubungkan Kota Bitung dengan Pulau Lembeh yang bakal
segera terwujud.
"Pemerintah pusat berjanji mendukung penuh pembangunan jembatan Lembeh.
Tahun depan jembatannya dimulai dari sini ke Lembeh, nanti pariwisatanya
hidup, industrinya hidup di kawasan yang berbeda,” ucap Jokowi sambil
didampingi Gubernur Olly.
Meski jembatan berdiri, menurut Presiden, industri pelayaran juga tidak serta merta gulung tikar.
“Nanti otomatis datang kalau turisnya banyak, tidak hanya di sekitar
Manado ataupun di Bunaken tapi ini juga salah satu alternatif yang bisa
dilihat bagus loh, bawah airnya juga cantik jadi industri ya dialihkan,
kan ada yang lain, di sini bukan hanya urusan ke Lembeh saja, ke
Ternate, Tobelo,” tutur Presiden.
Disamping itu, Jokowi juga mengungkapkan perbaikan Pelabuhan Bitung
untuk mendorong volume ekspor-impor melalui pelabuhan tersebut.
“Banyak yang ingin masuk ke sini, ini ujung yang dekat dengan Filipina,
dekat dengan Asia bagian Timur. Ini ada kekuatan yang bisa dipakai di
sini, baik untuk mengekspor maupun mengimpor barang-barang tertentu,”
kata Presiden Jokowi.
Pelabuhan Bitung sendiri adalah pelabuhan internasional yang ditargetkan
dapat mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung yang
dinyatakan sebagai salah satu prioritas pembangunan pemerintah.
Di samping itu, keberadaan Pelabuhan Bitung juga akan mendukung kegiatan
industri kawasan timur Indonesia meliputi Ambon dan Ternate (pertanian,
industri, dan pertambangan) serta Samarinda, Balikpapan, Tarakan, dan
Nunukan (batubara, minyak bumi, dan kayu lapis).
“Ini sekali lagi kita tetap melihat fasilitas-fasilitas yang mendukung
KEK, begitu fasilitas-fasilitas pendukungnya siap, maka KEK-nya
berjalan,” kata Presiden.
Saat ini Pelabuhan Bitung sedang dalam masa perbaikan dan ditargetkan dapat selesai pada Oktober 2019.
“Kami ingin melihat semuanya, misalnya pelabuhan ini akan dimulai
perbaikan pada bulan Oktober sehingga bisa untuk pelabuhan rakyat dan
pelabuhan yang ada sekarang. Sudah tadi saya sampaikan, Pak Walikota,
Pak Gubernur juga, lahan disiapkan dari pemda, kemudian ada yang bangun
dari Kementerian Perhubungan. Setahun lah rampung,” kata Presiden
Jokowi.
AKHIRI KUNJUNGAN KERJA DI SULUT, PRESIDEN TINJAU LOKASI PEMBANGUNAN JALAN TOL MANADO-BITUNG.
Usai meninjau Pelabuhannya Bitung, Presiden Jokowi melihat perkembangan pembangunan jalan tol Manado-Bitung.
Kepala Negara memastikan bahwa pembangunan jalan tol yang sempat
terkendala persoalan pembebasan lahan itu akan terus berjalan dan segera
diselesaikan.
“Jadi tol Manado-Bitung lapangannya masih kurang 13 kilometer yang belum
pembebasan (lahan), tapi proses berjalan,” ujarnya di lokasi
peninjauan.
Presiden mengatakan bahwa jalan tol tersebut ditargetkan untuk
diselesaikan pada awal tahun depan. Kendala yang ada di lapangan juga
disebutnya dapat segera teratasi.
“Tadi saya sudah perintah Jasa Marga untuk secepatnya bisa diselesaikan. Mungkin maksimal Maret-April. Insyaallah,” ucapnya.
Jalan tol sepanjang 39,9 kilometer tersebut merupakan salah satu proyek
strategis nasional. Proyek yang menghubungkan dua kota terbesar di
Sulawesi Utara, yakni Manado dan Bitung, diharapkan mendukung
peningkatan mobilitas dari dua kota tersebut, mendukung sektor wisata,
serta pertumbuhan ekonomi di kota-kota sekitarnya.
Jalan tol ini juga akan menjadi jalan akses utama ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dan Pulau Lembeh yang sedang dikembangkan untuk menjadi destinasi wisata baru Sulawesi Utara.
Jalan tol ini juga akan menjadi jalan akses utama ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dan Pulau Lembeh yang sedang dikembangkan untuk menjadi destinasi wisata baru Sulawesi Utara.
“Bisa nanti larinya ke pariwisata, bisa larinya ke industri. Karena
nanti di Pulau Lembeh itu menjadi titik pariwisata baru di Bitung
meskipun (perlu) dukungan industri terutama perikanan dan KEK yang nanti
juga berhubungan dengan pelabuhan,” kata Presiden.
Peninjauan tersebut dilakukan Presiden dan rombongan dalam perjalanannya
menuju KEK Bitung. Sebelum meninjau tol itu, Kepala Negara juga sempat
meninjau pengembangan pelabuhan Manado yang direncanakan akan
dikembangkan di sekitar area tersebut kawasan baru berupa wisata
kuliner.
Selain itu, Presiden juga merespons permintaan warga Bunaken tentang
permasalahan air bersih. Untuk itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat akan mengerjakan proyek penyediaan air bersih.
“Tahun ini dimulai yang di Bunaken. Air bersih akan dikerjakan Menteri PU,” ujar Presiden.
Kehadiran Presiden Jokowi ke-enam kalinya di Sulut ternyata membawa banyak dampak positif diberbagai sektor, terutama disektor pariwisata. Hal ini bisa dilihat saat Presiden Joko Widodo memuji kejelian Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dalam membangun sektor pariwisata Sulut.
“Ekonomi di sini mengarah ke pariwisata. Feeling Pak Gubernur (Olly Dondokambey) bagus sekali,” kata Jokowi.
Untuk itu, Jokowi berjanji akan mendukung pembangunan infrastruktur
pariwisata demi menarik lebih banyak kunjungan wisatawan ke Sulut.
“Kita ingin mengembangkan pariwisata di Sulawesi Utara. Tadi saya sudah
ke tempat wisata di Likupang Minahasa Utara,” beber Jokowi.
Jokowi mengaku telah mendengar setiap usulan dari Gubernur Olly terkait
pembangunan infrastruktur pariwisata yang dikerjakan di Sulut
diantaranya perluasan terminal Bandara Sam Ratulangi Manado.
“Jalan sempit nanti dibesarin, terminal bandara di perbesar. Saat ini
baru menampung 2 juta penumpang per tahun. Nanti setelah diperbesar Agustus 2020 bisa menampung 6 juta penumpang,” ucap Jokowi.
“Selain terminal, landasan pacunya juga diperpanjang supaya pesawat berbadan lebar bisa mendarat,” sambung Presiden.
Sementara itu, Gubernur Olly Dondokambey mengapresiasi perhatian Jokowi atas pembangunan sektor pariwisata Sulut.
“Atas nama Pemerintah, saya mengucapkan terimakasih kepada Jokowi yang sudah berkali-kali mengunjungi Sulut,” kata Olly.
Olly berjanji akan selalu mendukung kepemimpinan Jokowi demi Sulut yang lebih hebat ke depan.
“Atas semua ini kami akan mendukung terus kepemimpinan Bapak Presiden selama lima tahun ke depan,” ucap Olly.
Diketahui, baru-baru ini Kementerian Pariwisata RI bahkan menobatkan
Sulut sebagai The Rising Star sektor pariwisata Indonesia karena mampu
mendorong pertumbuhan kinerja pariwisatanya hingga 600% dalam empat
tahun terakhir.
Wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Sulut, pada 2015
sebanyak 20 ribu, tahun 2016 meningkat menjadi 40.000 atau dua kali
lipat. Selanjutnya pada 2017 sebanyak 80.000, dan tahun 2018 meningkat
menjadi 120.000.
Begitu juga pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) dari sekitar 2 juta
menjadi 4 juta atau dua kali lipat, 200 persen, padahal di daerah lain
hanya sekitar 5 persen sampai 10 persen. Selain itu, Sulut tahun ini memiliki 3 event Pariwisata unggulan
berkelas internasional yang masuk dalam 100 Wonderful Event 2019.
Ketiga event tersebut yaitu Festival Bunaken 26-29 Juli 2019, Festival
Pesona Selat Lembeh 6-10 Oktober 2019, dan Tomohon International Flower
Festival 17-12 Agustus 2019 yang dimasukkan kedalam 100 Wonderful of
Event 2019.
Adapun kunjungan Presiden Jokowi ke Sulut kali ini ikut didampingi
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri
Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya
Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Hukum dan HAM Yasonna
Laoly, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil, Staf
Khusus Presiden Johan Budi.
(ADVETORIAL BIRO PROTOKOL dan HUMAS SETDAPROV SULUT)
0 komentar:
Post a Comment