Tercetusnya bank sampah di Desa Teep Kecamatan Amurang Barat atas inisiasi Grace Sangian selaku Pnj Kumtua.
Sangian menyampaikan, bahwa keinginannya untuk mendirikan bank sampah itu dilakukan karena melihat banyaknya sampah baik kertas, kardus maupun botol bekas yang cuma dibiarkan begitu saja.
Selain itu, guna menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih dan nyaman demi kelangsungan hidup masyarakat, seraya mewujudkan program Bupati dan Wakil Bupati dalam menjadikan Kabupaten Minahasa Selatan yang sehat, ucapnya.
"Tentunya ini kalau di kumpulkan bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah guna menambah hasil pendapatan/kecukupan kehidupan masyarakat sehari-hari. Selain itu, berdampak positif pada segi kesehatan", terang Sangian pada Jumat, 27 September 2019.
Dirinya menambahkan, langkah seperti ini jauh bermanfaat serta dapat merubah pola pikir masyarakat yang dulunya mengganggap sampah sebagai musuh dan tidak bernilai, kini bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Adapun bank sampah di Desa Teep dibuka pada Tahun 2017 dan masih berlangsung sampai saat ini. Dan setiap masyarakat yang menjual sampah non organik akan mendapat buku tabungan nasabah dengan nilai beli yang berfariasi mulai dari 1500 dan seterusnya sesuai dengan jenisnya.
Dan sesuai data, ada sekitar 2 ton sampah non organik berhasil dikumpulkan dari masyarakat setempat. Dan rencananya akan di jual ke pihak penampung melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Namun sebelum di jual, bahan sampah non organik (kardus, kertas dan botol plastik) terlebih dahulu dibersihkan kemudian dipilah. Adapun bank sampah berlokasi di samping BPU Desa Teep dan rencananya akan dikelola oleh Bumdes setempat.
(Rela)
0 komentar:
Post a Comment