MINUT, Elnusanews -- Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) X 2019 diKota Bitung sudah didepan mata. Hampir semua Kabupaten/Kota se Sulut sibuk menempa mental dan fisik para atlit agar bisa meraih medali sebanyak-banyaknya.
Menurut para atlit, aktifis dan pemerhati olahraga Minut, hal ini berbanding terbalik dengan Pengurus Cabang Olahraga (Cabor) di Kabupaten Minahasa Utara (Minut). Mereka harus memutar otak bagaimana supaya para atlit mau bertahan untuk membawa nama Kabupaten terdekat dengan tempat penyelenggara di kota Bitung agar tidak pindah kedaerah lain.
Berkaca dengan hasil Porprov sebelumnya di Kabupaten Minahasa, bukan sedikit atlit yang lompat pagar karena minimnya perhatian dari Pemerintah Minut.
Sebut saja Wushu, atletik, futsal dan masih banyak atlit yang terpaksa pindah dikarenakan kurangnya fasilitas dari Pemkab Minut dengan alasan KONI tidak menganggarkan biaya Porprov.
Disman Duduran salah satu atlit atletik yang baru saja menjuarai lari 10 km putra dalam rangkaian HUT Kota Manado dan Manado Fiesta beberapa waktu lalu mengatakan tetap akan membawa nama Minahasa Utara dan berharap agar kali ini mereka mendapat perhatian lebih tidak seperti Porprov lalu.
Sementara itu Junius Utu Mandagi salah satu pemerhati olahraga mengecam keras belum adanya anggaran untuk Porprov X Bitung.
"Selain Dirman ada juga Olivia Sangili Juara 1 kategori umum 5 km putri,mereka itu aset Minut kedepan, kalo untuk persiapan Porprov saja tidak ada bagaimana mereka akan bersaing diarena nanti," tanya om Utu sapaan akrab Mandagi.
Terpisah aktifis Minut William S Luntungan juga sangat menyayangkan minimnya perhatian kepada atlit Minut yang berprestasi,.
"Sedangkan sudah juara dunia atlit asal Minut kurang perhatian, apalagi cuma juara nasional atau juara provinsi. Minut boleh dikata gudang atlit berprestasi tapi kurang sentuhan dari pemerintah. Kinerja KONI Minut juga tudak maksimal dan Legislatif terkesan menunggu usulan dari KONI padahal berkaca pada Porprov lalu seharusnya DPRD Minut menganggarkan persiapan atlit-atlit Minut kePorprov," beber Luntungan.
Lanjutnya, tidak ada salahnya jika jemput bola. Jika memang punya niat baik sebaiknya kurangi anggaran keluar daerah dan diberikan untuk atlit yang akan ikut Porprov.
"Kasihan para atlit Minut seperti pengemis minta bantuan kiri kanan agar supaya bisa mengharumkan nama Kabupaten Minahasa Utara",sembur Luntungan.
Luntungan juga berharap agar pihak Legislatif dapat memanggil Kadispora untuk memantau kesiapan Minut.
"Kalo memang tidak dianggarkan segera cari solusi jangan lepas tangan, kami tau masih banyak anggota dewan yang peduli dunia olahraga di Minut. Pimpinan Dewan Pak Berty Kapojos dan Pak Denny Wowiling diharapkan dapat berkoordinasi dengan Eksekutif siapa yang akan jadi Ketua kontingen dan penganggarannya. Jangan jadi seperti yang lalu terlihat atlit dorong mobil kareba kendaraan yang disewa mogok. Ditambah lagi saat pengalaman yang lalu banyak atlit mengeluh lapar karena belum makan", tutup Luntungan prihatin. (Tommy)
Menurut para atlit, aktifis dan pemerhati olahraga Minut, hal ini berbanding terbalik dengan Pengurus Cabang Olahraga (Cabor) di Kabupaten Minahasa Utara (Minut). Mereka harus memutar otak bagaimana supaya para atlit mau bertahan untuk membawa nama Kabupaten terdekat dengan tempat penyelenggara di kota Bitung agar tidak pindah kedaerah lain.
Berkaca dengan hasil Porprov sebelumnya di Kabupaten Minahasa, bukan sedikit atlit yang lompat pagar karena minimnya perhatian dari Pemerintah Minut.
Sebut saja Wushu, atletik, futsal dan masih banyak atlit yang terpaksa pindah dikarenakan kurangnya fasilitas dari Pemkab Minut dengan alasan KONI tidak menganggarkan biaya Porprov.
Disman Duduran salah satu atlit atletik yang baru saja menjuarai lari 10 km putra dalam rangkaian HUT Kota Manado dan Manado Fiesta beberapa waktu lalu mengatakan tetap akan membawa nama Minahasa Utara dan berharap agar kali ini mereka mendapat perhatian lebih tidak seperti Porprov lalu.
Sementara itu Junius Utu Mandagi salah satu pemerhati olahraga mengecam keras belum adanya anggaran untuk Porprov X Bitung.
"Selain Dirman ada juga Olivia Sangili Juara 1 kategori umum 5 km putri,mereka itu aset Minut kedepan, kalo untuk persiapan Porprov saja tidak ada bagaimana mereka akan bersaing diarena nanti," tanya om Utu sapaan akrab Mandagi.
Terpisah aktifis Minut William S Luntungan juga sangat menyayangkan minimnya perhatian kepada atlit Minut yang berprestasi,.
"Sedangkan sudah juara dunia atlit asal Minut kurang perhatian, apalagi cuma juara nasional atau juara provinsi. Minut boleh dikata gudang atlit berprestasi tapi kurang sentuhan dari pemerintah. Kinerja KONI Minut juga tudak maksimal dan Legislatif terkesan menunggu usulan dari KONI padahal berkaca pada Porprov lalu seharusnya DPRD Minut menganggarkan persiapan atlit-atlit Minut kePorprov," beber Luntungan.
Lanjutnya, tidak ada salahnya jika jemput bola. Jika memang punya niat baik sebaiknya kurangi anggaran keluar daerah dan diberikan untuk atlit yang akan ikut Porprov.
"Kasihan para atlit Minut seperti pengemis minta bantuan kiri kanan agar supaya bisa mengharumkan nama Kabupaten Minahasa Utara",sembur Luntungan.
Luntungan juga berharap agar pihak Legislatif dapat memanggil Kadispora untuk memantau kesiapan Minut.
"Kalo memang tidak dianggarkan segera cari solusi jangan lepas tangan, kami tau masih banyak anggota dewan yang peduli dunia olahraga di Minut. Pimpinan Dewan Pak Berty Kapojos dan Pak Denny Wowiling diharapkan dapat berkoordinasi dengan Eksekutif siapa yang akan jadi Ketua kontingen dan penganggarannya. Jangan jadi seperti yang lalu terlihat atlit dorong mobil kareba kendaraan yang disewa mogok. Ditambah lagi saat pengalaman yang lalu banyak atlit mengeluh lapar karena belum makan", tutup Luntungan prihatin. (Tommy)
0 komentar:
Post a Comment