MANADO,Elnusanews -- Langkah
KPU Sulut menunda beberapa tahapan Pilkada 2020 di Sulut akibat dari penyebaran
Covid-19 yang makin merebak di tanah air mendapat tanggapan positif dari
beberapa kalangan, seperti yang disampaikan oleh Sekretaris Umum KONI Sulut
Tony F. Kullit.
Kepada wartawan, Rabu
(25/03/20) siang, Tonny mengungkapkan, langkah KPU Sulut menunda beberapa
tahapan Pilkada Sulut sudah baik karena hal tersebut dinilai merupakan langkah
preventif untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Sulut.
"Ini juga kan merupakan
langkah anstisipasi, supaya jangan sampai covid-19 ini sudah menyebar dan
orang-orang masih pada kumpul kumpul. Nah, ini saya kira merupakan antisipasi
yang bagus dari KPU," kata Tony,
Lanjut dijelaskannya pula,
memang penundaan Pilkada Sulut merupakan wewenang dari KPU Sulut apalagi
melihat kondisi yang ada sekarang ini dimana baik pemerintah pusat maupun
pemerintah provinsi Sulut sendiri telah mengeluarkan kebijakan work from home.
"Tentunya itu merupakan
domain dari KPU dengan melihat sikon yang ada karena apalagi dalam himbauan
pemerintah pusat dan pemprov untuk sementara tidak ada kumpul-kumpul orang, dan
kegiatan-kegiatan keagamaan di rumah-rumah ibadah pun sekarang dipindahkan ke
rumah-rumah pribadi karena untuk memutuskan mata rantai penyebaran covid-19 dan, itu merupakan salah satu cara yang baik," jelasnya.
Tidak hanya pelaksanaan
Pilkada, dikatakan Tony juga, untuk Olimpiade 2020 yang sedianya akan digelar
di Tokyo mengalami penundaan. Apalagi dalam waktu dekat ini KONI akan
menghadapi PON dan Pelatda.
"Jangankan pilkada,
olimpiade 2020 di tokyo di tunda. Nah KONI sekarang lagi menghadapi PON bulan
oktober kemudian KONI juga akan menghadapi Pelatda. Pelatda ini dimulai bulan
depan atau 2 bulan depan, dan ini kemungkinan bisa bergeser atau ditunda karena
inikan istilahnya Force Majeure. Jadi mau tidak mau kita harus antisipasi dari
jauh-jauh hari, lebih baik mencegah dari pada mengobati," paparnya.
Sementara itu, Direktur
Eksekutif TAC Taufik Tumbelaka mengungkapkan memang saat ini kita dihadapkan dengan suatu situasi
dan kondisi yang tidak kita harapkan bersama yaitu penyebaran virus corona
(covid-19). Pemerintah terlebih di Sulut otomatis kewalahan menghadapi karena
menghadapi wabah ini membutuhkan biaya sangat besar. Sementara Pemerintah di
Sulut, Pemprop dan 7 Pemerintah Kabupaten/Kota sebelumnya telah terpaksa
melakukan efisiensi APBD guna
mensukseskan Pilkada serentak pada 23 September 2020. Untuk Pilkada
Gubernur Sulut saja, APBN Sulut terserap sekurangnya 360 milyard Rupiah, itu
masih diluar APBD di 7 Kabupaten / Kota.
"Munculnya wacana
penundaan Pilkada Serentak tahun 2020 dengan harapan anggaran Pilkada serentak
dapat digeser untuk menghadapi masalah virus corona dan dampak ekonomi lainnya
adalah wacana menarik dan patut didalami secara serius," kata alumni UGM
ini
Tumbelaka juga menandaskan
hal ini karena ada potensi besar dampak sampingan dari penyebaran virus corona
adalah pelemahan ekonomi dan tentunya daya beli masyarakat khususnya masyarakat
kecil.
"Untuk itu diharapkan
para Pemimpin dan elit politik di Sulut bersatu guna memikirkan wacana ini
supaya jika nantinya diperlukan langkah taktis dan strategis untuk diajukan ke
Pemerintah Pusat, sudah ada persepsi dan harapan yang bulat utuh," tutup
Tumbelaka sembari menambahkan agar semua stakeholder yang terkait dapat
memikirkan hal ini, sampai situasi dan kondisi sudah benar-benar aman dan
nyaman. (RaKa)
0 komentar:
Post a Comment