Dalam sambutannya, Wamendag mengatakan bahwa ekspor Indonesia pada tahun 2019 mencapai USD 167,68 miliar atau turun 6,85% dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan pada periode Januari - November 2020 telah mencapai USD 146,8 miliar. Kinerja impor Indonesia pada Januari - November 2020 telah mencapai USD 127,1 miliar, sehingga untuk Indonesia sendiri neraca perdagangan periode Januari-November 2020 masih mencatat surplus USD19,6 miliar dengan kontribusi terbesar dari nonmigas.
Wamendag menambahkan bahwa di tengah pandemi COVID-19, neraca perdagangan Indonesia periode Januari-November 2020 masih surplus serta terus menunjukkan kinerja yang baik dan ekspor Indonesia juga tumbuh positif. Wamendag yakin bahwa nilai ini akan terus meningkat tidak hanya sampai akhir tahun 2020 tetapi untuk beberapa tahun ke depan.
Hubungan ekonomi Indonesia-UEA berkembang pesat. Mengingat perubahan lingkungan ekonomi global, UEA menjadi mitra dagang yang lebih penting bagi Indonesia. UEA telah menjadi mitra dagang ke-21 selama beberapa tahun terakhir, dengan total perdagangan pada 2019 mencapai USD 3,6 miliar. Sedangkan pada periode Januari-November 2020 telah mencapai USD 2,7 miliar, menurun 18,91% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memposisikan diri sebagai mitra perdagangan dan investasi utama. UEA dapat melihat Indonesia sebagai hub di Asia Tenggara sekaligus pintu gerbang utama untuk mengakses pasar Asia. Begitu pula dengan letak di Timur Tengah, UEA memegang posisi khusus sebagai pintu gerbang ke kawasan Timur Tengah. Indonesia memandang Uni Emirat Arab sebagai pusat bisnis dunia yang strategis. UEA memiliki lokasi geografis yang strategis yang menawarkan konektivitas antara pasar konsumen yang tumbuh cepat dan bernilai tinggi di Timur Tengah atau Kawasan Teluk termasuk Kuwait dan Arab Saudi. (***)
(chr)
){kind=link}
0 komentar:
Post a Comment