DEPROV, Elnusanews - Menyikapi pemberitaan media terkait dengan anggaran 2M yang diperuntukkan bagi biaya konsultan untuk pembahasan Perda Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP3K) di Sulawesi Utara (SULUT) yang dinilai oleh sebagian pihak cukup besar. Pansus Zonasi DPRD Sulut, Kamis (31/3/16) kemarin menggelar rapat dengan Kelompok Kerja (POKJA) Zonasi.
Salah satu anggota Pansus Zonasi, Amir Liputo meminta penjelasan kepada Pokja, terkait dengan adanya pernyataan-pernyataan bahwa Perda zonasi ini hanyalah merupakan Perda akal-akalan. Menurutnya ini harus diklarifikasi, dan jangan sampai rancu.
"Sebagai anggota Pokja, kami memohon penjelasan untuk ini, sebab ini jangan sampai rancu. Apakah benar seperti itu atau bagaimana?. Jangan juga berita ini jadi berita liar, sembarang ditanggapi kemudian akhirnya masyarakat menjadi apriory terhadap eksekutif maupun legislativ," ungkap Liputo.
Liputo juga mengatakan bahwa semua fraksi telah menyatakan setuju untuk membahas perda zonasi ini.
Senada dengan Liputo, Ketua Pansus Edwin Y Lontoh menandaskan bahwa hal ini perlu dimintakan penjelasan kepada Pokja, jangan sampai ada anggapan bahwa dana 2M ini disiapkan untuk Pansus.
" Jadi, jangan ada pemahaman atau pemikiran dari media bahwa yang mana dana ini dipersiapkan untuk kita. Oleh karena itu kita juga ingin klarifikasi permasalahan ini, agar supaya clear masalah anggaran 2M ini," ujar Lontoh.
Menanggapi hal tersebut, salah satu anggota Pokja mengatakan bahwa untuk anggaran 2 Miliyar sudah tertata pada Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) yang ada pada Dinas Kelautan dan Perikanan Sulut.
" Untuk kegiatan 2M itu ada di RKA, Saya tidak hafal detail urutan atau bagian apa yang ada di RKA. Namun secara garis besar memang dalam penyusunan ini kita perlu data set. Data set itu Oceanografi seperti pengukuran kedalaman. nantinya diukur sampai 12 mil kearah laut lepas, dan itu perlu survey yang ada timnya," jelasnya.
Lanjut, kemudian pola arus dan gelombang ini. Khusus untuk gelombang perlu keahlian dari ahli oceanografi untuk turun.
"Kemudian juga ada identifikasi terumbu karang yang perlu penyelaman dan identifikasi kawasan magrove. Memang ini agak complicated ini tetapi kita beruntung kadang-kadang dibantu oleh dari lapan , lapan memberikan kita citra satelit yang lalu memang agak mahal satu peta itu sekitar 2juta lebih.untuk skal 1:250000 dan 50000 kemudian biaya cetak peta.,” pungkasnya. (RaKa).
Salah satu anggota Pansus Zonasi, Amir Liputo meminta penjelasan kepada Pokja, terkait dengan adanya pernyataan-pernyataan bahwa Perda zonasi ini hanyalah merupakan Perda akal-akalan. Menurutnya ini harus diklarifikasi, dan jangan sampai rancu.
"Sebagai anggota Pokja, kami memohon penjelasan untuk ini, sebab ini jangan sampai rancu. Apakah benar seperti itu atau bagaimana?. Jangan juga berita ini jadi berita liar, sembarang ditanggapi kemudian akhirnya masyarakat menjadi apriory terhadap eksekutif maupun legislativ," ungkap Liputo.
Liputo juga mengatakan bahwa semua fraksi telah menyatakan setuju untuk membahas perda zonasi ini.
Senada dengan Liputo, Ketua Pansus Edwin Y Lontoh menandaskan bahwa hal ini perlu dimintakan penjelasan kepada Pokja, jangan sampai ada anggapan bahwa dana 2M ini disiapkan untuk Pansus.
" Jadi, jangan ada pemahaman atau pemikiran dari media bahwa yang mana dana ini dipersiapkan untuk kita. Oleh karena itu kita juga ingin klarifikasi permasalahan ini, agar supaya clear masalah anggaran 2M ini," ujar Lontoh.
Menanggapi hal tersebut, salah satu anggota Pokja mengatakan bahwa untuk anggaran 2 Miliyar sudah tertata pada Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) yang ada pada Dinas Kelautan dan Perikanan Sulut.
" Untuk kegiatan 2M itu ada di RKA, Saya tidak hafal detail urutan atau bagian apa yang ada di RKA. Namun secara garis besar memang dalam penyusunan ini kita perlu data set. Data set itu Oceanografi seperti pengukuran kedalaman. nantinya diukur sampai 12 mil kearah laut lepas, dan itu perlu survey yang ada timnya," jelasnya.
Lanjut, kemudian pola arus dan gelombang ini. Khusus untuk gelombang perlu keahlian dari ahli oceanografi untuk turun.
"Kemudian juga ada identifikasi terumbu karang yang perlu penyelaman dan identifikasi kawasan magrove. Memang ini agak complicated ini tetapi kita beruntung kadang-kadang dibantu oleh dari lapan , lapan memberikan kita citra satelit yang lalu memang agak mahal satu peta itu sekitar 2juta lebih.untuk skal 1:250000 dan 50000 kemudian biaya cetak peta.,” pungkasnya. (RaKa).
0 komentar:
Post a Comment