TOMOHON, Elnusanews – Direktur Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Sulawesi Utara (SULUT) DR Noudy Tendean SIP MSi menyatakan bahwa kampus yang dipimpinya tidak menerapkan kekerasan fisik dalam mendidik para praja.
“Kejadian yang sempat mecoreng institut ini merupakan masalalu yang tidak dapat dilupakan karena memang hal tersebut benar terjadi. Tapi perluh saya tegaskan disini bahwa itu bukan kesalahan system pendidikan, karena tidak ada satupun lembaga pendidikan yang mau mengajarkan pukul memukul maupun bunuh membunuh. Itu adalah kesalahan oknum, baik oknum senior ke junior maupun mungkin pengasuh yang sudah berlebihan.”tegas Tendean kepada media ini seusai menggelar Gebyar Kretif Praja dan Pentas Budaya Nusantara yang bertempat di Anugerah Hall Tomohon, Selasa 20/3/2018.
Selain itu, dirinya juga menegaskan bahwa tindkan kekerasan yang mau membunuh dan memukul oleh senior kepada junior itu tidak di benarkan secara aturan kampus.
“Oleh karena itu, lanjutnya, Sejak kejadian Cliff Muntu IPDN semakin berbenah dan saat ini sudah tidak ada lagi pembinaan yang sifatnya kontak body.”tegasnya lagi
Kalau kemudian kedapatan sentuh sedikit, kata Tendean itu merupakan pelanggaran. Pelanggran berat hanya dua sangsinya yakni turun tingkat atau pemecatan. Dirinya juga mengatakan saat ini pihaknya telah memecat beberapa praja karena tidak tahan, terjadi pemukulan antar paraja.
“sudah ada beberapa yang di pecat, sekarang tegas. Jadi masyarakat tak perlu kwatir karena system pembinaan di IPDN sekarang ini sudah seperti ini.”pungkasnya.
(jonly bamz)
“Kejadian yang sempat mecoreng institut ini merupakan masalalu yang tidak dapat dilupakan karena memang hal tersebut benar terjadi. Tapi perluh saya tegaskan disini bahwa itu bukan kesalahan system pendidikan, karena tidak ada satupun lembaga pendidikan yang mau mengajarkan pukul memukul maupun bunuh membunuh. Itu adalah kesalahan oknum, baik oknum senior ke junior maupun mungkin pengasuh yang sudah berlebihan.”tegas Tendean kepada media ini seusai menggelar Gebyar Kretif Praja dan Pentas Budaya Nusantara yang bertempat di Anugerah Hall Tomohon, Selasa 20/3/2018.
Selain itu, dirinya juga menegaskan bahwa tindkan kekerasan yang mau membunuh dan memukul oleh senior kepada junior itu tidak di benarkan secara aturan kampus.
“Oleh karena itu, lanjutnya, Sejak kejadian Cliff Muntu IPDN semakin berbenah dan saat ini sudah tidak ada lagi pembinaan yang sifatnya kontak body.”tegasnya lagi
Kalau kemudian kedapatan sentuh sedikit, kata Tendean itu merupakan pelanggaran. Pelanggran berat hanya dua sangsinya yakni turun tingkat atau pemecatan. Dirinya juga mengatakan saat ini pihaknya telah memecat beberapa praja karena tidak tahan, terjadi pemukulan antar paraja.
“sudah ada beberapa yang di pecat, sekarang tegas. Jadi masyarakat tak perlu kwatir karena system pembinaan di IPDN sekarang ini sudah seperti ini.”pungkasnya.
(jonly bamz)
0 komentar:
Post a Comment