SULUT,Elnusanews - Sekdaprov Sulawesi Utara Edwin Silangen, SE, MS menerangkan
pentingnya ketersediaan pangan seperti beras, minyak goreng, bawang,
cabai, gula pasir dan daging serta upaya mengendalikan harganya di
pasaran agar tidak melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Kita diharapkan dapat terus menjaga ketersediaan pangan
serta mengajak para pedagang untuk turut membantu dalam upaya
pengendalian harga pangan di pasaran, diantaranya dengan tidak
menetapkan harga di atas HET jika pangan tersebut sudah ditetapkan
HET-nya," kata Silangen kepada peserta Rapat Koordinasi High Level dan
Capacity Building Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Se Sulawesi Utara
di Manado, Senin (26/3/2018) pagi.
Disamping itu, Silangen meminta seluruh TPID kabupaten/kota
lebih aktif mengingatkan para pedagang, termasuk bagi pedagang
pengumpul dan penyalur, untuk mengutamakan pangan lokal atau produk
lokal Sulut utamanya untuk kebutuhan Bahan Pokok (Bapok) yang sering
mempengaruhi inflasi.
"Kita harus lebih aktif mengimbau para pedagang agar selalu
mengutamakan pangan lokal, tidak mempermainkan harga dan tidak
terpengaruh informasi kenaikan harga di daerah lain. Penimbunan Bapok
juga harus dicegah karena dapat menyebabkan melonjaknya harga pasar,
serta dapat mengakibatkan terjadinya inflasi,"
Lebih jauh, masih dalam arahannya, Silangen menerangkan
perlunya koordinasi Perangkat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota serta
Lembaga Terkait dalam melakukan Operasi Pasar serta pemaksimalan
teknologi cerdas command center untuk pengendalian inflasi daerah.
"Teknologi cerdas Command Center adalah upaya penyelesaian
permasalahan gejolak harga secara cepat, pemantauan harga dengan cepat
melalui informasi dan teknologi secara terpusat memberikan kesempatan
kepada masyarakat konsumen dan produsen untuk memberikan informasi
secara tepat, serta mempermudah masyarakat mendapat informasi harga
pasar terkini," imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulut
Soekowardojo mengatakan pengendalian Inflasi memegang peranan penting
dalam perekonomian.
"Upaya menjaga kestabilan harga barang dan jasa menjadi
suatu keniscayaan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang kuat, stabil,
serta mampu dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat," ujarnya.
Lanjut Soekowardojo, pencapaian angka inflasi Sulawesi
Utara yang lebih rendah dibandingkan dengan target nasional, yaitu
sebesar 2,44% dibanding target 2017 sebesar 4%±1 adalah bukti sinergitas
TPID.
"Pencapaian ini dihasilkan melalui sinergitas dan kerjasama
yang baik dari seluruh lembaga yang tergabung dalam Tim Pengendali
Inflasi Daerah," katanya.
Menariknya, kegiatan itu dirangkaikan dengan penandatangan
lembar pengesahan program kerja TPID Tahun 2018 yang telah disusun
bersama dengan seluruh anggota dan sekretariat TPID Sulut
Program Kerja ini diharapkan mampu menjadi instrumen yang
tepat dalam upaya menjaga kestabilan harga barang dan jasa di Sulut
berada pada rentang angka yang telah ditetapkan sebagai target di tahun
2018.
Pertemuan itu turut dihadiri Kepala Biro Perekonomian & SDA Franky Manumpil serta perwakilan dari kabupaten dan kota.
(ROKER)
0 komentar:
Post a Comment