 |
| Foto : Kabid Tata Lingkungan Hidup, Joice Matheos |
DEPROV,Elnusanews - Kepala Bidang Tata Lingkungan, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Joice Matheos, mengatakan ketika ada Perda Zonasi maka otomatis kajian lingkungan juga akan berubah.
Hal tersebut dikatakannya saat memberikan tanggapannya mewakili Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulut, dalam kegiatan Forum Group Discucion ( FGD) yang dilaksanakan oleh AJI Manado yang melibatkan Anggota DPRD Sulut, LSM sert, para instansi terkait, Senin (31/10/16) kemarin.
"Jadi, ketika ada penetapan zona industri atau pariwisata kemudian ada pergesaran maka, kami juga mengalami pergesaran tentang penetapan daerah lingkungan hidup, karena ada kegiatan berbeda di dalamnya," ungkap Matheos.
Lebih lanjut, Matheos menjelaskan bahwa penentuan titik koordinat merupakan hal yang penting, sehingga pihaknya selaku BLH tidak salah dalam mengeluarkan izin baik AMDAL ataupun izin izin lingkungan lainnya.
"Jadi ini harus menetapkan titik koordinat mana yang yang tepat, mana yang disebut dengan kawasan industri dan mana yang kawasan pariwisata. Titik koordintanya harus jelas," jelas Matheos dihadapan para peserta FGD.
Hal lain yang disebutkan oleh Matheos adalah terkait dengan kajian kajian tata ruang wilayah, dirinya menilai bahwa untuk kajian kajianya sendiri akan dilihat nanti pada saat ada kegiatan operasional dari pelaku usaha.
"Untuk kajian-kajian tata ruang, akan kita lihat nanti ketika ada kegiatan. Jadi AMDAL itu ada pada proyek. Dimana ada pelaku usaha, kita akan masuk kedalamnya maka disitulah AMDAL yang akan berbicara," paparnya. (RaKa)
0 komentar:
Post a Comment