DEPROV,Elnusanews - Kepala Dinas Pertanian dan Pertenakan (DISTANAK) Provinsi Sulawesi Utara (SULUT), Johanis Panelewen menegaskan bahwa Alokasi dana APBN yang dikucurkan untuk Distanak Sulut sekira 300M, sedangkan untuk APBD sekira 13M.
Hal tersebut diungkapnya saat mengadakan rapat koordinasi dengan Komisi II DPRD Sulut Selasa (1/3/16) siang.
" Alokasi dana APBN hampir sekitar 300M. Untuk APBD yang belanja langsung 13M,sudah include dengan DAK pertanian," tegasnya.
Panelewen juga memaparkan bahwa target penanaman padi di Sulut adalah 52000, dan akan diberikan dalam bentuk bantuan benih padi. Sedangkan untuk pengembangan padi sendiri akan dikembangkan jenis padi Jajar Legowo.
" Di sulut target kita untuk penanaman padi ada 52000 hektare, bantuan yang akan diberikan ke petani hanya berupa benih padi, untuk pengembangan padi, yaitu padi jenis jajar legowo. Kemudian untuk penanaman jagung Hibrida dari sasaran 110000 hektare, kemudian kedelai 11500 hektare. Tahun ini juga kita akan cetak sawah 5625 hektare yang tersebar di bolmong, bolmut, minduk, mitra dan minsel ditambah dengan talaud include 1700 hektare. Itu dilaksanakan oleh TNI AD," tukasnya.
Lanjut, untuk Peternakan Distanak mengembangkan dengan pola SPR (Sentra Peternakan Rakyat) dan hanya difokuskan di 4 Kabupaten yaitu, Minahasa , Bolmong, Minsel, dan Minut. Sementara untuk kabupaten lain belum dijadikan SPR.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi II DPRD Sulut Ferdinand Mangungbahan, mempertanyakan mengenai kriteria apa yang diambil oleh Distanak terkait dengan penetapan 4 kabupaten yang dijadikan SPR, padahal menurut Mangungbahan peternakan Kabupaten Sangihe dan Talaud juga sangat banyak.
Menjawab hal tersebut, Panelewen mengatakan bahwa ada beberapa kriteria yang ia terapkan.
" Dalam penentuan SPR kami mengedepankan kriteria jumlah populasi sapi yang ada di 4 kabupaten, kemudian petani yang sudah terbiasa melakukan budidaya ternak sapi. Karena konsep Expert ini cukup berat," ujar Panelewen.
Panelewen menandaskan bahwa nantinya pemberian bantuan tersebut akan dikhususkan bagi petani miskin karena angka kemiskinan di Sulut mencapai 9.5 persen, dan itu sebagaimana yang telah diarahkan oleh Wakil Gubernur Sulut Steven OE Kandow. RaKa
Hal tersebut diungkapnya saat mengadakan rapat koordinasi dengan Komisi II DPRD Sulut Selasa (1/3/16) siang.
" Alokasi dana APBN hampir sekitar 300M. Untuk APBD yang belanja langsung 13M,sudah include dengan DAK pertanian," tegasnya.
Panelewen juga memaparkan bahwa target penanaman padi di Sulut adalah 52000, dan akan diberikan dalam bentuk bantuan benih padi. Sedangkan untuk pengembangan padi sendiri akan dikembangkan jenis padi Jajar Legowo.
" Di sulut target kita untuk penanaman padi ada 52000 hektare, bantuan yang akan diberikan ke petani hanya berupa benih padi, untuk pengembangan padi, yaitu padi jenis jajar legowo. Kemudian untuk penanaman jagung Hibrida dari sasaran 110000 hektare, kemudian kedelai 11500 hektare. Tahun ini juga kita akan cetak sawah 5625 hektare yang tersebar di bolmong, bolmut, minduk, mitra dan minsel ditambah dengan talaud include 1700 hektare. Itu dilaksanakan oleh TNI AD," tukasnya.
Lanjut, untuk Peternakan Distanak mengembangkan dengan pola SPR (Sentra Peternakan Rakyat) dan hanya difokuskan di 4 Kabupaten yaitu, Minahasa , Bolmong, Minsel, dan Minut. Sementara untuk kabupaten lain belum dijadikan SPR.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi II DPRD Sulut Ferdinand Mangungbahan, mempertanyakan mengenai kriteria apa yang diambil oleh Distanak terkait dengan penetapan 4 kabupaten yang dijadikan SPR, padahal menurut Mangungbahan peternakan Kabupaten Sangihe dan Talaud juga sangat banyak.
Menjawab hal tersebut, Panelewen mengatakan bahwa ada beberapa kriteria yang ia terapkan.
" Dalam penentuan SPR kami mengedepankan kriteria jumlah populasi sapi yang ada di 4 kabupaten, kemudian petani yang sudah terbiasa melakukan budidaya ternak sapi. Karena konsep Expert ini cukup berat," ujar Panelewen.
Panelewen menandaskan bahwa nantinya pemberian bantuan tersebut akan dikhususkan bagi petani miskin karena angka kemiskinan di Sulut mencapai 9.5 persen, dan itu sebagaimana yang telah diarahkan oleh Wakil Gubernur Sulut Steven OE Kandow. RaKa
0 komentar:
Post a Comment