Minahasa,Elnusanews – Femmy Wowor (44), warga Kelurahan Sasaran
Kecamatan Tondano Utara Minahasa, Istri dari salah satu korban
pembajakan dan penyanderaan anak buah kapal (ABK) KM Brahma oleh para
teroris pimpinan Abu Syaf di Filipina, Sabtu 26 Maret lalu berharap,
suami tercinta Julian Philip (49) dapat segera dibebaskan dan pulang
dengan selamat.
Hal ini diutarakan istri korban kala Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE
dan Wakil Gubernur Drs Steven Kandouw bersama Bupati Minahasa Drs Jantje
Wowiling Sajow MSi dan Wakil Ivan Sarundajang serta rombongan
Forkopimda Sulut dan Minahasa termasuk Kapolda Sulut Brigjen Pol Drs
Wilmar Marpaung SH dan Kapolres Minahasa AKBP Ronald Rumondor SIK MSi
berkunjung ke kediaman korban di Sasaran, Rabu (30/03/2016).
“Kami keluarga hanya berharap suami secepatnya bisa segera dibebaskan,”
ujar Femmy yang juga ibu dari anak semata wayang mereka Mark Christensen
Philip (3) ini dengan isak tangis menahan sedih.
Dikisahkan Femmy, suaminya terakhir berada di rumah di Sasaran pada
akhir Desember 2015 lalu karena sempat merayakan Natal bersama-sama.
Karena panggilan tugas, 29 Desember lalu, suaminya langsung berangkat ke
Banjarmasin untuk kembali bekerja sebagai Chief Officer di KM Brahma
yang sudah digelutinya setahun belakangan ini, pasca berhenti dari PT
Yudistira Bumi Bakti sebagai Loading Master.
“Tiba-tiba pada hari Minggu 27 Maret kemari, suami saya menelpon untuk
memberitahukan yang mana kapal mereka di bajak dan selanjutnya sudah
tidak bisa dihubungi lagi. Menurut informasi dari perusahaan tempatnya
bekerja ke kami, para penyandera ini meminta uang tebusan sebesar 50
juta peso atau sekitar Rp 14,2 Miliar dan pihak perusahaan sudah
bersedia memberikan asalkan korban bisa bebas dengan selamat, sambil
menunggu pemerintah bernegosiasi dengan para pembajak,” tutur istri
korban sembari berharap agar para korban bisa secepatnya di bebaskan
serta memohon doa semua pihak agar proses pembebasan berjalan baik.
Sementara, Gubernur Olly Dondokambey sendiri berjanji kepada keluarga
korban akan melakukan upaya maksimal untuk pembebasan sandera yang
adalah warga Sulut ini.
“Kami akan bertemu langsung dengan pihak perusahaan untuk mengetahui
langkah-langkah apa yang sudah diambil bersama dengan pemerintah. Kami
juga akan bertemu Menteri Luar Negeri dan Kepala BIN di Jakarta untuk
mencari informasi lebih lanjut mengenai kondisi warga Sulut yang menjadi
korban sandera para teroris ini, dan terus mengupdate seperti apa
proses negoisasi dan pembebasan para sandera ini dan berupaya agar para
korban ini bisa bebas dengan selamat. Kami akan gunakan seluruh
jalur-jalur komunikasikan dan hubungan yang ada dengan Filipina untuk
upaya pembebasan,” ujar Dondokambey yang kala itu juga menyerahkan
bantuan uang tunai kepada keluarga korban.(Jeffry)
March 30, 2016
- Comments
- FB Comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment