“Ditakutkan, tanaman padi yang sudah ditanam bisa gagal panen karena kebutuhan air harus tersedia, jangan sampai krisis air akibat kemarau ini menyebabkan kita gagal panen,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Johanis Panelewen kepada elnusanews.com, Selasa (29/3/2016)
Hal tersebut diungkapkannya setelah melakukan peninjauan di beberapa daerah sentra produksi padi yang ada di Minahasa. Dari hasil pemantauannya, ternyata banyak petani di daerah tersebut merupakan petani tadah hujan atau bergantung pada musim hujan, sementara melihat cuaca selama ini curah hujan cukup sedikit.
“Kami berharap curah hujan bisa lebih intens lagi sehingga tanaman yang sudah ditanam bisa tercukup kebutuhan airnya, kalau seperti ini maka akan sulit diprediksi,” tukasnya.
Dirinya pun menambahkan jika saat ini pihak Distanak Provinsi siap memberikan bantuan pompa air untuk membantu para petani memenuhi kebutuhan air.
“Namun yang menjadi pertanyaan, pompa tersebut dipakai untuk mengambil air darimana, karena air yang ada hanya terbatas, ditambah lagi dengan kebutuhan PDAM yang cukup menguras kebutuhan air tersebut,” tambahnya.
Pihaknya pun telah mengusulkan kepada PDAM Minahasa untuk memberlakukan sharing air sehingga saat tidak digunakan masyarakat, air yang ada dialokasikan untuk kebutuhan pertanian.
“Semoga saja kedepan nanti bisa ditemui titik terang soal kebutuhan air ini, apalagi kami sangat membutuhkan air untuk menjaga agar tanaman padi kami tidak gagal panen,” ungkapnya.
Dirinya pun mengaku jika bantuan pompa air yang disiapkan pemprov tidak akan berguna jika sumber air yang ada dimonopoli oleh PDAM.
“Kalau diijinkan untuk kami pakai maka bantuan pompa air tersebut bisa digunakan secara maksimal,” ujarnya.
(ROKER)
0 komentar:
Post a Comment