MINUT, Elnusanews-- Musim hujan yang melanda wilayah Minahasa Utara (Minut) belakangan ini ternyata membuat nyamuk Aedes aegypti berkembang.
Minut mengkoleksi 20 kasus Demam Berdarah (DBD).
Hal tersebut diungkapkan kepala Dinas Kesehatan Minut dr Rina. Menurut Rina dari 20 kasus DBD tersebut, yang paling banyak dari hasil laporan yang ia terima terdapat di wilayah Kecamatan Kauditan.
"Jadi jika seperti sekarang ini sudah merata mengalami hujan maka pemberantasan sarang nyamuk itu yang utama, caranya yakni dengan menguras tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air, dan menutup tempat penampungan air. Cara-cara tersebut dikenal dengan (3M)," ungkap Rina yang juga merangkap Direktur RS Walanda Maramis itu.
Ditambahkan Rina, pihaknya juga sudah dua kali menyurat ke seluruh puskemas yang ada untuk diteruskan ke desa-desa agar dapat melakukan penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan 3M.
"Jadi kepada masyarakat Minut khususnya agar perhatikanlah lingkungan sekitar dan pemberantasan sarang nyamuk harus dilakukan di rumah masing-masing dan lingkungan sekitar. Karena walaupun kita sudah bersih tetapi tetangga tidak maka, nyamuk Aedes aegypti itu bisa terbang pada radius 20 meter," beber Rina.
Lanjutnya, jika sudah ada pasien yang positif DBD di suatu wilayah kususnya di Minut maka wilayah tersebut akan segera di foging.
Diketahui nyamuk Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah (DBD). Selain dengue, nyamuk tersebut juga merupakan pembawa virus demam kuning, chikungunya, dan demam Zika yang disebabkan oleh virus Zika. (Tommy)
0 komentar:
Post a Comment