"Sangat ironis karena disatu sisi ada ratusan bahkan ribuan Pala dan RT memiiki nasib yang tidak jelas, karena sudah 3 bulan tidak terima honor, namun disisi lain pejabat pemkot sering keluar daerah bahkan keluar negeri dan memamerkan kecerian di lokasi kunjungan kerja tanpa memiliki beban ," ujar Melan Marentek warga Girian, Rabu (15/6/2016).
Dikatakannya, kisah pilu dari ribuan Pala dan RT ini juga dialami oleh para Tenaga Harian Lepas (THL) setelah dirumahkan sejak 1 April lalu, karena Mulai dari diusir dari rumah kontrakan karena tak bisa lagi membayar, kendaraan disita sebab menunggak uang setoran hingga ada yang mengaku bingung membeli susu untuk anak.
"Bahkan ada yang terpaksa tak lagi menyekolahkan anaknya karena tak ada biaya semenjak dirumahkan. Lebih parah lagi, ada yang semakin gelisah karena akan merayakan hari raya Lebaran. Pemkot tidak pernah memperhatikan hal ini ," jelasnya.
Sementara menurutnya sejumlah pejabat begitu bangganya memamerkan foto-foto perjalanan dinas mereka ke sejumlah daerah dan luar negeri di media sosial.
Disisi lain, para Pala dan RT serta THL harus menanti dalam ketidakpastian dengan kondisi hutang yang makin menumpuk.
"Pemkot harus secepatnya mengambil keputusan dan jangan menggantung nasib para Pala, RT dan THL. Kalau memang mereka tidak akan dibutuhkan lagi, mereka pasti akan mencari pekerjaan lain tanpa harus menunggu dalam ketidakpastian," pungkasnya.
Tempat terpisah Kabag Pemerintahan Kota Bitung Jerry Kalalo mengatakan, setau dirinya pala RT belum ada pemecatan dari pemerintahan setempat tentang PP nomor 75 tahun 2015 tentang pemerintahan kelurahan.
"Nah, ketika ada pencabutan jabatan Pala, RT, coba kordinasi dengan pihak kecamatan,"singkatnya. (Rego)
0 komentar:
Post a Comment