STEVEN KANDOUW Sebut Partipasi, Peran, Kontribusi Perempuan Sulut Tak Kalah dengan Provinsi Lain

WAGUB SULUT STEVEN KANDOUW.

SULUT,Elnusanews - Gubernur Sulut Olly Dondokambey melalui, Wakil Gubernur Steven Kandouw menyatakan masalah perempuan di bumi nyiur melambai provinsi Sulut, partisipasi peran, kontribusi tidak kalah dengan provinsi lain. Bahkan diatas provinsi yang lain.

"Contoh singkat saja untuk kepala daerah, kita ada beberapa kepala daerah kaum perempuan yang menjadi pemimpin daerah. Bahkan di lembaga legislatif maupun eksekutif keterwakilan kaum perempuan juga ada," kata Wagub Sulut itu saat bawakan sambutan pada Rapat Koordinasi Penguatan Perlindungan Perempuan Provinsi Sulut, Selasa (14/8/2018) bertempat di ruang FJ. Tumbelaka kantor Gubernur Sulut.

Lanjut Steven Kandouw, keterwakilan perempuan bukan hanya pada partisipasi, peran serta kontribusinya tapi tidak jarang juga kami mendapatkan masalah terhadap perempuan-perempuan kita.

"Seperti eksploitasi, kekerasan, marginalisasi, dan ini di seluruh dunia masih terjadi seperti itu, bahkan di Jepang saja untuk dokter dibatasi bahkan sampai saat ini menjadi masalah besar di Jepang. Apalagi di belahan Asia yang lain, tak jauh-jauh di republik kita tercinta ini, eksploitasi, kekerasan terhadap perempuan, dan marginalisasi masih sering terjadi," ungkap Steven Kandouw.

Bahkan dikita di Sulawesi Utara, kata Kandouw, puji Tuhan tahun lalu menurut hemat saya ibarat gunung es saja masalahnya kelihatan sedikit diatas tapi besar dibawah.

"Semua cuma masalah traficking, coba roadshowlah ke daerah papua, pekerja malam saja rata-rata orang Sulawesi Utara, dan ini menandakan apa? menandakan kesadaran, menandakan mindset, menandakan nilai-nilai yang ada bagi kita di Sulut, selalu meng-simplifikasi permasalahan, padahal dengan menjadi korban traficking juga, kalau kita elaborasi lebih lanjut banyak juga yang tidak dipaksa, tidak dibodohi karena memang sudah ketahuan mereka mau bekerja seperti itu. Bahkan saya mendapat informasi ada di Manado ini, spesial di trainning dulu, ada campnya dan dilatih selama sebulan baru dipekerjakan, saya berharap ini harus digrebek," tandas Wagub Sulut itu.

"Untuk itu saya mengajak kepada pemerintah provinsi serta pemerintah kabupaten kota serta LSM jangan ragu-ragu untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat bahwa pekerjaan ini hina.Jangan sampai menjadi budaya," ingat Wagub Kandouw itu.

Rakor tersebut resmi dibuka oleh Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw didampingi Karo Kesra Kartika Devi Tanos, turut dihadiri oleh Kepala DP3A Sulut Mieke Pangkong dan narasumber, perwakilan pemerintah Kab/Kota, serta lembaga yang membidangi perempuan.

(ROKER)

12:26 PM