Kabar terbaru menyebutkan, saat ini kapal tersebut masih berada di pelabuhan Tanjung Priuk. Sementara, perjalanan dari Tanjung Priuk sampai ke Sulut menghabiskan waktu sekira 7-8 hari. Artinya, jika kapal baru meninggalkan pelabuhan Selasa (15/12) nanti, maka diperkirakan kapal baru tiba di Sulut sekira (22/12).
Hal ini semakin diperkuat dengan pernyataan, General Manager PLN Suluttenggo, Baringin Nababan, Jumat (11/12) kemarin. "Saya belum bisa prediksi kapan pemasangan jaringan dari kapal ke transmisi yang sudah disiapkan tuntas, karena saat ini kapalnya belum tiba di Amurang," tutur Nababan.
Dijelaskannya, karena setibanya di Amurang, masih ada sejumlah tahapan yang harus dilalui sebelum listrik dipasok ke konsumen.
"Persiapan sedang dipacuh, dari 5 tiang penyanggah yang akan digunakan, tiga diantaranya sudah hampir tuntas," bebernya sembari menyebutkan, begitu juga dengan persiapan lainnya terus digenjot.
"Memang keragu-raguan bisa fix sebelum Natal ada, namun kita targetkan sebelum malam Natal, listrik aman," ujarnya.
Disinggung soal keterlambatan kapal berangkat dari Tanjung Priuk, pria berdarah Batak ini menyebutkan, itu dikarenakan pengurusan administrasi perijinan. Sementara, Kadis ESDM Sulut, Marly Gumalag berharap masalah krisis listrik bisa tuntas sebelum perayaan Natal. Dengan asumsi, saat Natal beban pemakaian turun, volume air di DAS Tondano naik serta mesin di Lahendong bisa beroperasi.
"Jika 3 hal itu terpenuhi, maka persoalan listrik di Sulut akan tertanggulangi saat perayaan Natal, sambil menunggu pengoperasian kapal listrik dari Turki," ujarnya sembari menyebutkan, saat pemakaian normal, pasokan listrik di Sulut masih defisit 50 MW. Sekedar diketahui, salah satu upaya untuk memperkuat pasokan listrik di Sulut dan Gorontalo, PLN menyewa kapal listrik dari Turki yakni Marine Vessel Power Plant (MVPP) yang berkapasitas 120 Mega Watt (MW). Kapal ini disewa selama 5 tahun dengan titik koneksi awal di Amurang.
(ROKER)
0 komentar:
Post a Comment