MinahasaElnusanews – Dampak kemarau berkepanjangan beberapa waktu lalu
akibatnya, Jagung menjadi mahal serta sulit didapat dan dampak ini
kemudian dirasakan oleh para peternak, termasuk peternak Babi.
Peternak Babi yang kesehariannya memanfaatkan Jagung sebagai pakan
ternak utama ini, kini ‘menjerit’ akibat kesulitan mencari Jagung.
Pasalnya, belakangan ini komoditi Jagung sulit ditemukan di pasar-pasar
tradisonal. Kalaupun didapat, harganya jauh lebih mahal.
Edo Goni, salah satu peternak Babi asal Desa Tondegesan Kecamatan
Kawangkoan saat dihubungi wartawan, belum lama ini, mengatakan,
belakangan ini pihaknya mulai merugi dan terancam gulung tikar akibat
harga Jagung melambung dan sulit didapat.
Menurutnya, harga Jagung di wilayah Kawangkoan, Langowan dan Sonder kini
melambung tinggi mencapai Rp 7.000 hingga Rp 7.500 per Kilogram dari
harga sebelumnya yang hanya Rp 4.000 per Kilogram, bahkan hanya Rp 2.500
per Kilogram bila panen besar.Selama ini kami bisa menghabiskan pakan
Jagung untuk ternak hingga 225 Kilogram per hari. Namun, Jagung mulai
sulit didapat, kalaupun dapat harganya sudah jauh lebih mahal dari
sebelumnya. Sementara, selama ini kami hanya bergantung pada Jagung,
karena itu pakan terbaik bagi Babi dan 50 persen campuran pada pakan
menggunakan Jagung. Dengan mahalnya harga jagung ini maka pengeluaran
kami untuk pakan per hari mengalami kenaikan hingga Rp 675 ribu,”
ujarnya.
Masalah lain yang dihadapi Edo, dengan harga Jagung yang melambung
tinggi dan pengeluaran menjadi besar ini ternyata tak sejalan dengan
naiknya harga jual dari peternak. Hal ini disebabkan, banyak peternak
kecil yang kesulitan pakan Jagung akhirnya menjual lebih awal ternak
Babi sehingga harga di tukang jagal justru turun.Biasanya bisa dijual Rp
35.000 per Kilogram dari peternak di penjagal, tapi kini malah turun
jadi Rp 34.000 sampai Rp 33.000, karena banyaknya daging Babi di
pemotongan. Logikanya kan kami bisa naikkan harga daging karena mahalnya
harga pakan, namun itu tak semudah yang dipikirkan. Untuk itu kami
sangat berharap campur tangan pemerintah terkait hal ini, agar kami
peternak Babi tidak gulung tikar,” ujarnya.
Akan meningkatnya harga dan sulitnya menemukan komoditi Jagung bagi para
peternak Babi ini, Ketua Asosiasi Peternak Babi Sulawesi Utara, Ronald
Rumondor kemudian mendesak pemerintah melalui instansi teknis terkait
agar harus turun tangan dam mampu menjawab kesulitan warga, khususnya
para peternak Babi, dengan mendatangkan Jagung dari luar daerah yang
lebih murah untuk peternak dengan harga terjangkau.Akibat kelangkaan
Jagung ini, para peternak Babi kesulitan memberi makan ternaknya. Untuk
itu, pemerintah terkait diminta turun tangan dan mampu menemukan cara
untuk menjawab keluhan para peternak ini. Karena yang merasakan
kesulitan pakan ternak jenis Jagung ini bukan hanya peternak Babi, tapi
juga ada peternak-peternak yang lain seperti peternak Ayam, Bebek, Ikan
dan sejumlah jenis peternakan yang lainnya. Kami minta pemerintah dapat
mendatangkan Jagung dari luar daerah untuk kebutuhan peternak ini, yang
tentunya lebih murah,” kata Rumondor kepada wartawan, Minggu (17/01).
Karena, menurut Rumondor, dengan adanya kelangkaan Jagung untuk
kebutuhan peternak Babi ini juga akan berpengaruh pada ekonomi keluarga
si peternak yang kesehariannya menggantungkan hidup pada profesi
beternak ini.Sebab, dikatakannya, dengan kelangkaan Jagung dan dengan
harga yang sangat mahal untuk memperolehnya, membuat harga operasional
dan harga produksi tak sebanding yang menyebabkan peternak merugi dan
terancam gulung tikar.Karena dengan peternak Babi sulit mendapatkan
pakan ternak berupa Jagung ini, ini tentunya sangat berpengaruh juga
pada ekonomi keluarga dari si peternak itu sendiri, yang selama ini
hidup dari beternak, mulai dari membiayai sekolah ataupun kuliah anak
dan mencukupi kebutuhan lainnya. Kalau peternak kemudian sampai gulung
tikar maka ekonominya akan rusak dan jumlah pengangguran akan
bertambah,” ujarnya, sembari menuntut kesigapan pemerintah.
Sementara, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Minahasa, Ir Dolvi Kasenda MSc, terkait kelangkaan Jagung di pasaran dan
harganya yang melambung tinggi mengatakan, hal itu sangat objek.
Mengingat, musim kemarau baru selesai dan petani baru mulai menanam
sehingga stok di pasaran berkurang dan menyebabkan harga naik.Harapan
kami dalam waktu dekat sudah ada panen Jagung dari petani sehingga stok
Jagung di pasaran bisa segera normal kembali,” ujar Kasenda.(Jeffry)
January 19, 2016
- Comments
- FB Comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment