" Dalam melakukan pencegahan dari perilaku perbuatan serta tindakan yang dapat mengarah terjadinya konflik horizontal ," kata Rianto disela-sela pertemuan dialog interaktif dengan tema "Dialog Tatap Muka Interaktif Pembahasan Radikalisme" bersama tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh adat bertempat di Kantor Kelurahan Girian, Selasa (20/9/2016) siang tadi.
Menurut Rianto sosialisasi atau dialog menangkal masuknya paham radikalisme sudah dilakukan beberapa daerah.
" Untuk mengimplementasi kebijakan dari beliau (Kapolri-red) dalam menciptakan suasana damai, keamanan dan kenyamanan yang ada di wilayah kerja Polres Bitung ," ujarnya didampingi Petinggi Polda Sulut, Kapolres Bitung, AKBP Reindolf Unmehopa, Kasat Intel, Iptu Decky Pangandaheng dan Kasat Binmas, Iptu Hezky Yohana Pasulu, dan Camat Girian, Richie Tinangon.
Ia menjelaskan untuk Mabes Polri sudah melakukan kunjungan kerja dibeberapa Polda. Dan melihat secara langsung bagaimana pelaksanaan dilapangan.
" Polri tidak bisa bekerja sendiri tanpa ada peran serta dari masyarakat. Untuk itu, setiap melakukan kegiatan diskusi dan sosialisasi, selalu melibatkan pihak Kementrian Agama dan Kesbangpol, sehingga itu benar-benar ada sinegritas dalam berupaya menjalankan setiap program ," jelasnya.
Sembari berharap, dengan kondisi masyarakat Kota Bitung saat ini, kita bisa lebih meningkatkan pemahaman terkait dengan masalah radikalisme.
" Maka dari itu, kami minta peran serta dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh adat, bisa berperan serta dalam dalam hal ini, agar tidak terjadi gangguan kantibmas yang ada di Sulut, lebih kususnya di Kota Bitung ," pungkasnya. (Rego)
0 komentar:
Post a Comment