• Berita Terbaru

    August 01, 2022

    elnusanews/com August 01, 2022

    190 Tahun Dalam Penyertaan Tuhan, Ini Sejarah Terbentuknya Desa Lelema


    MINSEL, Elnusanews - Sebagai bentuk ungkapan syukur serta ucapan terimakasih atas penyertaan Tuhan, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat desa Lelema melaksanakan perayaan/ ibadah ucapan syukur hari jadi ke-190 tahun (1832-2022)

    Kegiatan perayaan hut desa ke-190 untuk pertamakalinya dirayakan hari ini Senin, 1 Agustus 2022 di lapangan Papengkoran, sejak terbentuknya pada tahun 1832.


    Berikut sejarah desa Lelema.

    Pada mulanya desa Lelema berada di daerah bernama LEKLER terletak di sebelah timur sekitar 2 KM dari desa Lelema. Sekarang ini tepatnya berada disebelah jalan Trans Sulawesi sekarang disebut MASAKA. Pada suatu waktu ditempat ini ada kejadian yang menimpa penduduk. Penduduk mengalami musibah besar yakni terkena penyakit kolera sehingga banyak yang meninggal dunia. Kemudian mereka berpindah tempat tinggal menyeberang jalan raya di sebelah utara. Kemudian mereka berpindah lagi bergeser kesebelah barat dilokasi bernama TINUWA tetapi musibah kembali menimpa penduduknya dimana sampai ketempat tidur.

    Penduduk kemudian menganggap pemukimannya tidak aman, sehingga mereka berpindah lagi kesebelah barat ditempat yang bernama PASANGGERAHAN yang akhirnya disebut penduduk dengan sekarang ini MAWALE.

    Masyarakat menyebutnya MAWALE karena telah mendirikan rumah sebagai tempat tinggalnya. Akan tetapi di Pasanggerahan, penduduk juga ditimpa lagi dengan musibah, dimana perkampungan mereka diserang oleh sejenis udang halus yang disebut dengan 'Wicok' sampai ketempat tidur. 

    Penduduk pun menggagap tempat itu tidak aman untuk dijadikan pemukiman sehingga sehingga mereka berpindah lagi bergeser kira-kira 1,5 KM disebelah barat dilembah pinggiran serokan bernama LELEMA. 

    Ditempat itu juga masih terjadi musibah dalam bentuk yang lain yaitu banjir. Penduduk menghadapi banjir besar akibat sungai yang bernama NIMANGA meluap yang menyebabkan sebagian rumah penduduk hanyut, termasuk ternak peliharaan yang mati lemas. Disini penduduk mengalami kerugian yang amat besar diiringi juga dengan rasa takut. Musibah banjir inilah yang mendorong para tokoh masyarakat melakukan pertemuan dan pembicaraan tentang perpindahan pemukiman penduduk yang baru.

    Hasil dari pertemuan sebagai bentuk musyawarah, mereka kemudian menyepakati bahwa penduduk dipindahkan kembali bergeser ke sebelah timur kira-kira 1 KM dan memilih lokasi pada posisi berada agak ketinggian didaerah perbukitan yang jauh dari jangkauan banjir sungai Nimanga.

    Didaerah itu terdapat pohon kayu yang bernama LELEMA. Pohon tersebut merupakan pohon yang biasanya menjadi tempat bertenggernya sejenis burung yang disebut burung MANGUNI. Sementara dalam dalam kepercayaan orang minahasa dimasa lampau, burung Manguni dikenal sebagai burung yang memberikan tanda atau petunjuk apakah itu tanda baik atau pun buruk.

    Oleh sebab itu dalam ada istiadat Minahasa ketika akan menempati suatu lokasi, maka harus terlebih dulu memanggil ' TONAAS' atau pemimpin desa untuk meminta apa arti dari tanda yang diberikan melalui bunyi burung Manguni untuk memastikan apakah lokasi tersebut layak untuk dijadikan pemukiman.

    Ditempat yang terakhir ini sesuai dengan arti dan bunyi burung Manguni, mengisyaratkan atau ada pertanda baik bahwa daerah tersebut baik untuk dijadikan tempat bermukim bagi penduduknya. Inilah tempat terakhir dan hingga kini menjadi tempat tinggal penduduk dan menetap dengan nama desa LELEMA.

    Berikut daftar nama pejabat/hukum tua desa Lelema

    1. Albert Legi (1832-1878)

    2. Karel Suban (1878-1889)

    3. Arnold Menajang (1889-1901)

    4. Daniel Piri (1901-1936)

    5. Festus Legi ( 1936-1938)

    6. Simon Wulan (1938-1941)

    7. Karel Lumowa (1941-1948)

    8. Festus Legi (1948-1950)

    9. Petrus Moga (1950-1955)

    10. Willem B. Lontokan (1955-1959)

    11. Jost Lumowa (1959-1960)

    12. William Togo Piri (1960-1964)

    13. Paul Lamia (1964-1969)

    14. Hendrik Rapar (1969-1970)

    15. Leo Winerungan (1970-1971)

    16. Paul Rembang (1971-1976)

    17. Willem F. Piri ( 1976-1981)

    18. Elias Mantur ( 1981-1987)

    19. Jantje Kader ( 1987-1988)

    20. Albert Langi (1988)

    21. Herry Lon

    21. Herry Lontokan ( 1988-1989)

    22. Johny Sorongan (1989-1995)

    23. Max Potu (1995-1996)

    24. W. P. Rumengan (1996)

    25. Herry Lontokan (1996-2000)

    26. Simon Slat (2000-2002)

    27. Hansje Monintja (2002)

    28. Jultje Rauan (2002-2007)

    29. Decky Walangitan (2007)

    30. Simon Slat (2007-2014)

    31. Tirza Tumober, SE (2014-2020)

    32. Maxi. A. Liwe S. Sos (2020-2021)

    33. Vonny A. Pelealu, SE (2021)

    34. Shandy A. Maindoka, SE (2021- Sekarang.)

    (Rela)

    • Comments
    • FB Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: 190 Tahun Dalam Penyertaan Tuhan, Ini Sejarah Terbentuknya Desa Lelema Rating: 5 Reviewed By: elnusanews/com
    Scroll to Top