![]() |
Bisnis seragam hancurkan citra WKI Sinode GMIM. peserta kecewa dengan ulah panitia lomba paduan suara. (FOTO: dock) |
MANADO,
Elnusanews – Dibalik suksesnya
lomba paduan rangkaian HUT ke-75 Wanita
Kaum Ibu (WKI) GMIM, meninggalkan kekecewaan dan kesan yang merusak citra WKI GMIM dalam pelayanan. hal tersebut
dialami oleh peserta Paduan Suara WKI
GMIM Bukit Hermon Malalayang yang harus menelan kekecewaan akibat meraih
juara dua kategori Middle Kwayer dianulir oleh pihak panitia sehingga mendapat diskualifikasi hanya
karena tidak membeli seragam di tempat yang telah ditetapkan oleh panitia.
Penuturan sejumlah anggota paduan suara WKI Bukit Hermon Wilayah Malalayang
kepada elnusanews.com, mereka (tim paduan suara) merasa kecewa dengan sikap
panitia yang mengutamakan bisnis dari pada persatuan dan pelayanan. “Ini
sebagai pemaksaan kehendak dan jadi ajang bisnis. Ini bukan lagi pelayanan,”
sembur salah satu anggota yang didampingi anggota lainnya.
Diterangkannya lagi, pihaknya telah melakukan order
seragam melalui tim kerja sudah melakukan order seragam untuk paduan suara
sejak 25 oktober lalu dan dijanjikan oleh pihak jasa penjahit yang membuat
seragam, akan selesai sebelum acara paduan suara. “Pada kenyataan setelah waktu
yang di janjikan tidak selesai,” ungkapnya.
Setelah tau orederan tidak selesai pihak WKI Bukit
hermon melapor ke Komisi WKI Sinode GMIM melalui Sekretaris WKI Sinode, Niky
Wenur yang dikatahui adalah Ketua DPRD Kota Tomohon istri dari Penatua Kaum bapa
Sinode GMIM dan diperbolehkan oleh Wenur untuk tampil tidak menggunakan seragam
walaupun bukan hasil buatan dari tempat jahit yang kerja sama dengan pihak
panitia.
“Setelah tampil WKI Bukit Hermon Malalayang meraih
nilai baik dan mendapat juara dua, sangat disayangkan, nilai tersebut dianulir
hanya karena seragam tersebut bukanlah seragam dari tempat yang bekerja sama
dengan panitia,” terang salah satu ibu mewakili WKI Bukit Hermon
Dimohon kepada Badan
Pekerja Majelis Jemaat (BPMJ) Sinode GMIM agar supaya memberikan pemahaman
tentang kasih dan persatuan serta arti pelayanan yang sesungguhnya kepada
Komisi WKI Sinode GMIM. “Ketika Politik dan ajang bisnis masuk ke
pelayanan maka disitulah hilangnya Kasih
dan Persatun dari komisi WKI Sinode dalam mewujudkan citra WKI dalam pelayanan.
Memuji Tuhan dengan baik bukan dinilai dari seragam dan tempat pembuatan. Kami
enggan lagi mengikuti semua kegiatan komisi Kaum Ibu Sinode GMIM,” kata sejumlah
ibu-ibu WKI Bukit Hermon.
Dari informasi yang di rangkum, tempat penjahitan
seragam itu telah bekerja sama dengan WKI Sinode sehingga semua peserta
diwajibkan untuk memesan seragam di tempat tersebut, dengan demikian jasa
penjahitan tersebut harus memenuhi ribuan seragam dan pada kenyataan tidak
mampu untuk memenuhi seluruh pesanan dan sebagian tdak selesai.
“Seragam kami juga tidak selesai, tetapi untung saja kami tidak juara, coba saja kalu juara pasti akan sama seperti WKI Bukit Hermon. Memang benar Komisi WKI Sinode harus diberikan pemahaman arti pelayanan yang sesungguhnya agar supaya tidak terjadi perpecahan di dalam tubuh WKI Sinode GMIM. Jujur kami malu dengan apa yang sudah terjadi apa lagi lomba paduan suara ini tujuannya untuk memuji Nama Tuhan, BPMJ Sinode harus memperhatikan itu jangan dibiarkan,” tegas Naomi, Penatua Ibu salah satu Jemaat di Manado. (inan)
0 komentar:
Post a Comment