Namun persoalan ini, tetap menjadi fokus Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB), dalam mengatasi persoalan ini.
Kepala BPPKB dr Harly Sompotan mengatakan, giat sosialisasi menyangkut pemberdayaan perempuan terus dimatangkan instansi.
“Misalnya, memberikan seminar-seminar tentang keperempuanan dan anak. Sehingga, mereka mengehatui secara detail apa yang menjadi hak dan kewajiban mereka sebagai ibu dalam keluarga,” terang Sompotan.
Target lainnya, soal kasus perdagangan orang atau trafecking yang selama ini menjadi momok.
“Khusus kasus ini sepanjang 2015 hanya terjadi satu kali. Sementara untuk kekerasan anak 5 kasus dan kekerasan perempuan 6 kasus. Semuanya sudah ditangani secara maksimal. Kami berharap, pelecehan terhadap perempuan dan anak di 2016 tidak terjadi lagi,”harapnya.
Aktivis Minut Novel Lotulung berharap, selain membeberikan sosialisasi terhadap masalah keperempuanan. BPPKB juga mekakukan proses edukasi berupa pelatihan-pelatihan. “Dengan begitu, keberadaan kaum wanita dan anak menjadi cerdas dan kratif dalam mengembangkan potensi diri serta mencegah terjadinya aksi kekerasan,”tutupnya. (Tommy)
0 komentar:
Post a Comment