SANGIHE – Masyarakat Kolongan Beha Apengbawi, mengeluhkan pembangunan rumah bagi korban bencana di Sangihe 2 tahun, terkesan mubazir.
Hal tersebut diungkapkan warga saat anggota DPRD provinsi Sulawesi Utara (SULUT) Edwin Y Lontoh, melakukan reses I tahun 2018.
“Sampai sekarang ini rumah relokasi bagi korban bencana 2 tahun yang dibuat pemerintah tak bisa ditempati karena perlengkapan utility seperti air dan listrik belum ada,” tegas Lontoh.
Lanjut anggota Komisi II DPRD Sulut ini, jika air dan listrik belum ada kapan rumah tersebut bisa ditempat para korban bencana.” Seharusnya Badan Penanggulangan Bencana Provinsi maupun Kabupaten Sangihe saling berkoordinasi dalam perencanaan serta melakukan pembangunan harus disertai dengan utility,” kata Lontoh.
Dia juga menjelaskan, masyarakat mengeluh juga soal pupuk. Sampai sekarang ini janji pemerintah provinsi untuk menyalurkan pupuk Ponska belum terealisasi.
” Saya jelaskan pupuk ponska kurang baik dibandingkan dengan pupuk organik. Mereka juga menuntut janji-janji pemerintah soal penyaluran bibit pala dan cengkih sampai sekarang belum terealisasi,” papar Lontoh. Sambil berharap pemerintah segera memasang air dan listrik supaya pengungsi korban bencana di Kolongan sudah bisa menempati rumah yang dibuat Pemerintah.(RaKa)
0 komentar:
Post a Comment